Menoleh ke samping, pastikan area blind spot!
Salah satu faktor penyumbang kecelakaan ini, bisa disebabkan dari tata tertib berkendara yang tidak dipatuhi. Padahal, itu semua bisa dimulai dari hal kecil. Yaitu, dengan tidak egoisnya ketika berkendara. Artinya, dengan memahami bahwa jalan juga milik masyarakat luas. Rasa egois ketika berkendara di jalan, bisa dipicu berbagai hal.
"Tahap tertinggi pengendara adalah saat mereka sudah bisa memikirkan keselamatan orang lain di samping keselamatan dirinya,” kata Made Surya, Instruktur Safety Riding PT Astra Honda Motor (AHM).
Tetapi, lagi-lagi itu semua bisa berubah. Terutama, ketika emosi menjadi tidak terkendali selama berkendara. Meskipun, emosi terbagi menjadi dua. Yaitu, emosi positif dan negatif. Bahayanya, jika yang timbul adalah emosi negatif. “Emosi negatif yang tak terkendali, bisa jadi pemicu orang berbuat seenaknya di jalan,” tambah Made.
Selain itu, faktor tertekan juga bisa jadi faktor pencetus. “Selain mind set, faktor dari lingkungan juga bisa mempengaruhi. Misal jika pengendara sudah tertib lalu lintas dengan benar. Itu akan berubah jika melihat perilaku anomali dari pengendara lain,” bilang Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consultan (JDDC).
Banyak hal yang bisa mencerminkan bahwa pengendara itu bukanlah orang yang egois. Tentu, dengan melakukan teknik berkendara dengan baik. Salah satu contohnya, ketika hendak mendahului kendara di depan.
Tidak sedikit dari pengendar yang langsung main ambil kesempatan tanpa mempedulikan pengendara sekitarnya. Terlebih, pengendara di belakang. Padahal, bisa saja pengendara di belakangnya punya niatan sama.
Tetapi, tanpa menoleh lagi, pengendara langsung putar grip gas dan mendahului kendaraan di depan. Karena punya niatan sama, bisa saja akhirnya malah menyebabkan senggolan antara motor lain di belakang yang juga ingin menyusul.
Menurut Jusri, ada tata cara mendahuli kendaraan di depan. “Seorang pengendar defensive akan menerapkan PDA (Penting, Dibenarkan, Aman) sebelum menyalip,” sahut pria ramah ini.
Maksudnya Penting di sini adalah perlu atau tidaknya menyalip. Karena untuk mendahului, butuh proses yang riskan. Lalu, untuk Dibenarkan. Artinya, di jalan itu apakah diperbolehkan atau dibenarkan untuk menyalip. Ter- akhir, Aman. Jika kondisi aman setelah melakukan berbagai pemeriksaan, maka diperbolehkan menyalip.
Proses pemeriksaan yaitu, terkait prosedur menyalip yang benar. Pertama, jaga dan perhitungkan jarak aman kurang dari 3 detik mencapai objek yang akan didahului. “Nyalakan lampu sein, lihat spion dan tengok samping kanan demi memastikan area blind spot aman. Karena area ini biasanya tak tertangkap spion,” saran Made Surya.
Jika memang sudah aman, silakan menyalip dan kembali ke jalur kiri setalahnya. Toh, menoleh itu sangat penting dalam menyalip. “Head check atau menoleh ke samping merupakan sebuah keharusan. Bahkan, untuk mendapatkan pengambilan SIM di negara maju seperti USA, Eropa, jika hanya andalkan spion sebelum bermanuver maka dipastikan tidak lulus,” papar Jusri.
Wah, apalagi kalau motor yang enggak pakai spion ya! Sudah bisa dipastikan kalau yang bawa motor begitu adalah pengendara egois! Ya, pengendara yang tidak mau memperhatikan kondisi sekitar.
Safety riding, yukz! (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR