Tindakan anarkis makin tinggi menjelang Lebaran
Selain ikhlas mencari pahala, tindakan mereka sadar atau tidak sadar berusaha keras membangun imej bahwa biker jauh dari nuansa kekerasan dan cinta perdamaian. Tentunya juga penuh dengan keramahan.
Tapi inilah fakta yang menjadi pil pahit kita semua. Beberapa peristiwa kekerasan memang terjadi di antara kita. Kejadian pemukulan di Bandung (7/8) lalu sempat membuat gempar kalangan komunitas. Korban berinisial TB yang enggan disebut nama dengan alasan tak ingin memperkeruh suasana dan menimbulkan fitnah.
Di sisi lain, klub tempat TB bernaung juga meminta MOTOR Plus untuk tidak menyebutkan nama klub agar masalahnya tidak semakin keruh sampai terdapat kejelasan dari pihak kepolisian dan terbukti dari kelompok mana pelaku ini berasal.Yang jelas peristiwa ini memang sangat memprihatinkan dan mengundang simpati besar dari banyak klub di Bandung.
Kisahnya, korban bersama kawan-kawan satu klub menghadiri acara buka bareng dan bagi-bagi takjil di jalanan.”Ia dan klubnya kami undang untuk berpartisipasi di acara kami,” cerita humas klub yang mengundang korban. Malang tak dapat ditolak, sepulang dari acara itu ia diserang secara brutal dan dianiaya beberapa motoris yang tidak diketahui jati dirinya.
Beberapa saksi mata menyebutkan, korban mendapat pertolongan oleh rekannya yang sedang dihadang gerombolan motor. Saat itu, ia langsung meluncur ke tempat kejadian di seputaran Jl. Supratman, Bandung. Belum sempat turun dari motor ia langsung diserang sekelompok orang bermotor dengan menggunakan batu dan botol.
”Saat itu suasana gelap dan saya tidak bisa melihat mereka. Saya dihantam batu dan dikeroyok sedikitnya oleh 7-8 orang. Saat berusaha berdiri saya malah sempat ditodong pistol,” jelas biker kelahiran 1984 ini.
Ia mengaku muntah darah dan dilarikan ke UGD rumah sakit terdekat. Saat kami datangi rumah sakit bersangkutan, kondisi korban termasuk mengenaskan. Akibat pukulan botol itu, pelipisnya robek dan harus dijahit sedikitnya 7 jahitan. Tulang pipi bagian bawah telinga retak.
Menurut dokter jaga di sana, ia seharusnya dioperasi untuk memulihkan kondisinya, namun korban menolak dan memilih pengobatan alternatif di Jakarta.
Ini bukan peristiwa satu-satunya. Belakangan kekerasan yang melibatkan geng motor memang kembali marak. T bukanlah satu-satunya. Nur Fadila alis Eki mengalami hal yang sama beberapa hari sebelumnya (4/8). Warga Perum Abdi Negara Rancaekek yang juga siswa kelas 1 di sebuah SMA di Rancaekek ini dianiaya oknum motoris sampai luka parah.
Diserang kelar acara amal
Di bebarapa daerah lain, peristiwa kekerasan ini juga terjadi dan kebanyakan memang tindak kriminal murni utamanya perampasan dan pencurian motor. Bahkan tidak segan melukai korbannya.
Jadi tak heran, jejaring sosial di dunia maya khususnya banyak berisikan peringatan untuk semakin waspada di jalanan menjelang hari raya ini. Banyak penjahat jalanan melakukan aksi mereka dengan mengatasnamakan geng motor atau perkelahian di jalanan. Padahal mereka hanya penjahat dadakan yang bisa jadi memang hanya mengatasnamakan geng motor tertentu.
Untuk itu aparat kepolisian harus lebih tegas dan segera menghukum mereka sesuai perbuatannya.Tetap waspada dan hati-hati saat di jalan! (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR