|
"Banyak member Kami yang pakai pelek standar copotan mobil lain, kebanyakan (dari) sedan," ucap Pujiyono Wahyuhadi, ketua umum KCI. Melirik dimensi roda standar milik Karimun generasi awal maupun Karimun Estilo cukup familiar.
Member KCI, sepakat meneruskan tradisi pelek OEM |
"Biasanya yang dipakai pelek ring 13 inci sampai 15 inci," ujar Safarino Diaz, salah satu pengurus KCI. Menurutnya gaya seperti ini sebenarnya sudah lama diterapkan. "Dulu banyak yang pakai peleknya (Suzuki) Aerio," seru pria subur ini.
Pilihan peleknya beragam. Bisa mencomot kepunyaan Suzuki Swift, Suzuki Baleno, Honda City, Honda Jazz, Honda Civic, Toyota Vios, Toyota Altis dan pelek bawaan mobil lainnya sepanjang spesifikasi peleknya cukup akrab dengan teromol standar Karimun.
Tambah ekslusif pakai pelek Swift |
"Offset-nya pas, gak perlu pake spacer," puas Ritchie yang mengaku mengeluarkan dana hingga Rp 2,5 juta untuk satu set pelek ini. Yang lebih berani dilakoni Ira Sri Dewi dengan mengandalkan pelek Suzuki APV generasi pertama.
Aplikasinya mewajibkan adanya ubahan PCD dan tambahan spacer hingga opsi wide body. "Saya suka modelnya," jujur wanita yang aktif di KCI ini. Namun, bukan berarti pelek 'lungsuran' saudara semerek saja, pelek kepunyaan mobil lain merek tidak haram diaplikasi.
Beda merk, enggak haram lho! |
Tapi bukan berarti pelek mobil keluaran baru saja yang jadi favorit, pelek orisinal mobil keluaran lawas pun sah-sah saja diterapkan. Contohnya Wisnu yang mengkaryakan pelek bawaan sedan Ford di era 90-an. Bermodal cat ulang dan ban yang speknya mirip ban standar Karimun, tampilannya kini layaknya Suzuki Wagon R Wide.
Sementara Dody Botak, pemilik Suzuki Karimun 2002 lebih suka pelek bawaan Mitsubishi Lancer GLXi lansiran 1993 diameter 13 inci yang juga sudah dalam kondisi repaint. Soal harga, keduanya mengakui tidak merogoh kocek terlalu dalam.
"Sekitar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta, tergantung kondisi tentunya," buka Dody.
Berani mencoba? (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR