|
Jakarta - Harga bahan bakar memang sangat memengaruhi ‘isi kantong’ tiap orang. Seperti pengguna mobil yang menggunakan bensin Pertamax dan sekelasnya yang memang harganya sedang melambung.
Dengan kenaikan harga bensin non subsidi beroktan di atas 92 itu, yaitu di atas Rp 7.800/liter, yang sebelumnya di bawah Rp 6.800 tiap liter, jelas sangatlah memiliki efek ‘kuras kantong’ .
Tak heran, banyak yang kembali beralih ke bensin bersubsidi, yaitu premium yang stabil di harga Rp 4.500. Tetapi, tentu performa mesin pun bakal menurun. Namun, ada trik bisa dilakukan, untuk meningkatkan performa mesin yang downgrade bahan bakar.
Seperti Rudy Darwis, yang menggunakan Premium untuk All New Honda CR-V 2.4 miliknya. “Tetap menggunakan Premium, tetapi dibantu dengan aditif,” ujarnya. Ia menggunakan MAZ sebuah aditif berbahan dasar khusus dan nitroparaffin.
“Tarikan masih enak dan lebih irit,” ujarnya soal aditif berharga Rp 12.500 itu.
Pengujian dengan Geely Panda, yang sebelumnya menggunakan Premium lantas diuji kembali konsumsi bahan bakarnya menggunakan aditif tersebut. Ketika menggunakan Premium, untuk kecepatan konstan 100 km/jam sejauh 100 km, tiap liternya menempuh jarak 15,6 km, sementara setelah dicampur dengan aditif jarak tempuhnya lebih jauh 16,6 km. Lebih irit 1 km tiap liternya.
Jadi, untuk mobil dengan bensin harus menggunakan oktan tinggi maupun kelas premium, terjadi pengiritan soal konsumsinya. Untuk mengatasi kenaikan harga bensin beroktan 92 ke atas, tampaknya penggunaan aditif masih bisa digunakan sebagai cara mempertahankan performa, saat menggunakan Premium. (mobil.otomotifnet.com)
Dengan kenaikan harga bensin non subsidi beroktan di atas 92 itu, yaitu di atas Rp 7.800/liter, yang sebelumnya di bawah Rp 6.800 tiap liter, jelas sangatlah memiliki efek ‘kuras kantong’ .
Tak heran, banyak yang kembali beralih ke bensin bersubsidi, yaitu premium yang stabil di harga Rp 4.500. Tetapi, tentu performa mesin pun bakal menurun. Namun, ada trik bisa dilakukan, untuk meningkatkan performa mesin yang downgrade bahan bakar.
Seperti Rudy Darwis, yang menggunakan Premium untuk All New Honda CR-V 2.4 miliknya. “Tetap menggunakan Premium, tetapi dibantu dengan aditif,” ujarnya. Ia menggunakan MAZ sebuah aditif berbahan dasar khusus dan nitroparaffin.
“Tarikan masih enak dan lebih irit,” ujarnya soal aditif berharga Rp 12.500 itu.
Aditif ini berupa botol dengan isi 15 ml untuk 37 liter bensin. Bahan yang ada di dalam MAZ ini mengandung banyak unsur oksigen.
“Hasilnya pembakaran pun akan lebih bagus,” Ujar Suharyanto dari PT Mitra Solusi Energi Indonesia, distributor utama MAZ diseluruh Indonesia.
Jadi, untuk mobil dengan bensin harus menggunakan oktan tinggi maupun kelas premium, terjadi pengiritan soal konsumsinya. Untuk mengatasi kenaikan harga bensin beroktan 92 ke atas, tampaknya penggunaan aditif masih bisa digunakan sebagai cara mempertahankan performa, saat menggunakan Premium. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR