Jakarta - Tampil beda memang menjadi dambaan semua orang. Tak terkecuali pemilik mobil lawas, yang ingin terlihat nyentrik meski sebatas di kabin. Seperti mengganti spidometer bawaan mobil dengan versi mobil yang dipasarkan di luar negeri. Pastinya semua mata bakal melirik lantaran berbeda dari versi yang ada di mobil lokal.
Huruf Kanji menjadi pembeda dengan spidometer lokal. Cover mika gelap hanya untuk tipe optitron khas JDM
Ada Tiga Versi
Pilihannya saat ini cukup beragam. Sedikitnya ada tiga versi yang sejatinya hanya beredar di pasar Amerika Serikat (AS), Jepang dan Australia. "Kalau beberapa tahun lalu memang lebih banyak masuk yang versi Jepang," buka Wira Sentosa dari SACS di Pondok Gede, Bekasi.
Versi yang beredar di pasar domestik AS, biasa disebut USDM (United States Domestic Market), punya beberapa ciri khusus. Seperti skala penunjuk kecepatan dalam satuan mph (miles per hour), serta dibubuhi tulisan pemakaian bahan bakar yang dianjurkan pabrikan.
Seperti bawaan Honda Genio atau Estilo versi USDM, terdapat tulisan unleaded fuel only di penampang spidometernya. Termasuk panel digital penunjuk jarak tempuh dan odometer, yang hanya terdapat pada panel spidometer milik Mitsubishi Galant V6 versi USDM.
Sementara model JDM (Japan Domestic Market) terbilang paling mendominasi. "Ciri khasnya, angka kecepatan maksimum 180 km/h. Di samping itu, penampang spidometer didominasi silver keputihan," jelas Tommy dari gerai Variasi Variasi di Pasar Mobil Kemayoran, Jakpus.
Untuk versi Australia, menurut Wira, paling banyak buat Mitsubishi Evo IV. Tersedia beberapa pilihan dengan label Virage bersematkan ring krom di setiap frame indikatornya, serta model biasa atau tanpa aksen krom.
Bagi pemilik Toyota Soluna bekas taksi, bisa mempercantik tampilan spidometer standar dengan menggantinya pakai versi JDM. Ciri yang membedakan dengan versi lokal seperti tulisan huruf Kanji (Jepang), yang tertera jelas di permukaan bawah penampang spidometer.
Rekondisi
Produk impor copotan macam spidometer versi mancanegara ini, tidak luput dari cacat fisik akibat pemakaian sebelumnya atau saat packaging. Untuk itu perlu memerhatikan kondisi seluruh bagian, terutama jarum dan panel odometer.
Cara mengecek spidometer yang masih bagus, putar jarumnya pakai ujung jari. Jika bisa berputar dengan lancar tanpa tersendat, pertanda masih dalam kondisi normal.
Menurut Dadan dari Syifa Jaya di Jl. H. Mencong, Tangerang, spidometer yang cacat masih bisa direkondisi. "Asalkan bagian vital seperti panel digital atau gigi pemutarnya tidak terlalu parah kerusakannya. Masih bisa diganti pakai copotan juga," ujarnya.
Untuk rekondisi spidometer yang bermasalah biasanya hanya seputar penggantian as pemutar jarum, atau mengganti gigi pemutar roda odometer pada versi analog dengan versi copotan yang kondisinya masih layak pakai
Ada Tiga Versi
|
Versi yang beredar di pasar domestik AS, biasa disebut USDM (United States Domestic Market), punya beberapa ciri khusus. Seperti skala penunjuk kecepatan dalam satuan mph (miles per hour), serta dibubuhi tulisan pemakaian bahan bakar yang dianjurkan pabrikan.
Seperti bawaan Honda Genio atau Estilo versi USDM, terdapat tulisan unleaded fuel only di penampang spidometernya. Termasuk panel digital penunjuk jarak tempuh dan odometer, yang hanya terdapat pada panel spidometer milik Mitsubishi Galant V6 versi USDM.
Sementara model JDM (Japan Domestic Market) terbilang paling mendominasi. "Ciri khasnya, angka kecepatan maksimum 180 km/h. Di samping itu, penampang spidometer didominasi silver keputihan," jelas Tommy dari gerai Variasi Variasi di Pasar Mobil Kemayoran, Jakpus.
Untuk versi Australia, menurut Wira, paling banyak buat Mitsubishi Evo IV. Tersedia beberapa pilihan dengan label Virage bersematkan ring krom di setiap frame indikatornya, serta model biasa atau tanpa aksen krom.
Bagi pemilik Toyota Soluna bekas taksi, bisa mempercantik tampilan spidometer standar dengan menggantinya pakai versi JDM. Ciri yang membedakan dengan versi lokal seperti tulisan huruf Kanji (Jepang), yang tertera jelas di permukaan bawah penampang spidometer.
Rekondisi
|
Cara mengecek spidometer yang masih bagus, putar jarumnya pakai ujung jari. Jika bisa berputar dengan lancar tanpa tersendat, pertanda masih dalam kondisi normal.
Menurut Dadan dari Syifa Jaya di Jl. H. Mencong, Tangerang, spidometer yang cacat masih bisa direkondisi. "Asalkan bagian vital seperti panel digital atau gigi pemutarnya tidak terlalu parah kerusakannya. Masih bisa diganti pakai copotan juga," ujarnya.
Untuk rekondisi spidometer yang bermasalah biasanya hanya seputar penggantian as pemutar jarum, atau mengganti gigi pemutar roda odometer pada versi analog dengan versi copotan yang kondisinya masih layak pakai
Editor | : | billy |
KOMENTAR