Jika dibandingkan dengan sesi kualifikasi selama satu jam yang masih digunakan musim ini, beberapa pembalap justru ada yang mengalihkan fokus menggunakan setup long run untuk simulasi balap. Sehingga persaingan di sesi kualifikasi tidak begitu menarik.
Malah kebanyakan pembalap yang mengejar lap time terbaik di sesi kualifikasi, hanya yang masuk di 5-6 besar saja. Selebihnya malah lebih fokus pada penguatan performa motor untuk sesi balapan. Nah, dengan pemberlakuan regulasi kualifikasi yang baru dengan estimasi 15 menit saja, pembalap lebih diarahkan fokus ke setup kualiifkasi.
Jadi konsepnya mirip dengan ajang balap Formula 1, waktu yang sangat terbatas yaitu hanya 15 menit di masing-masing sesi kualifikasi, membuat pembalap harus memanfaatkan waktunya dengan maksimal. Artinya pembalap tidak memiliki kesempatan untuk melakukan simulasi long run lagi sejak latihan 4 digelar. Sebab mereka akan mulai mempersiapkan performa untuk menghadapi kualifikasi yang sangat singkat.
Meski terkesan lebih runyam, namun keuntungan yang diberikan kualifikasi gaya knockout seperti ini lebih tinggi. Mungkin bisa diklaim sebagai model kualifikasi yang lebih menguntungkan ketimbang sesi kualifiksi knockout yang berlaku di World Superbike Championship (WSBK).
Keuntungan lainnya yaitu saat terjadi perubahan cuaca (dari kondisi normal ke kondisi hujan dan sebaliknya) dari satu sesi ke sesi lainnya. Pembalap yang kompetitif pada kondisi kering dan tidak kompetitif pada kondisi basah (pun sebaliknya), tetap punya kesempatan besar untuk lolos ke kualifikasi 2. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR