OTOMOTIFNET - Menghadapi kejuaraan balap motor FIM Asia Road Racing Championship (ARRC) 2010, Indonesia menebar ancaman serius kepada tim-tim negara lain. Terutama Malaysia yang menjuarai kelas underbone 110 cc dan Thailand di kelas supersport.
Itu setelah kepastian tim Star Motor Yamaha dan Kawasaki Indonesia turun di kelas underbone. Serta Doni Tata yang turun kelas ke supersport.
SEMUA KOMPETITOR
Sinyal yang dinyalakan tidak main-main. Pasalnya, tim Star Motor diperkuat duet pembalap andal, Hokky Krisdianto dan Denny Triyugo. Hokky adalah juara Indoprix 2009, sedang Denny merupakan runner up kelas underbone ARRC tahun lalu.
"Targetnya ya lebih baik dari tahun lalu," ujar Benny Djati Utomo, komandan tim Star Motor Yamaha berdiplomasi. Artinya, kalau tahun lalu Denny sudah nomor dua, tahun ini mesti juara.
Menariknya, kepastian tampilnya duo Hokky dan Denny setelah mendapat suntikan dana co-sponsor pelumas Top 1. Sedang sponsor utama tetap PT Yamaha Motor Kencana Indonesia. "Selama budget-nya masuk, ya, jalan. Opsi pertama awalnya Petronas. Tetapi karena birokrasinya terlalu lama, kami tidak bisa menunggu. Show must go on," lanjut Benny. Sedang di kelas supersport dengan pembalap Sudarmono dan M. Fadli.
Benny menganggap semua tim kompetitor, termasuk dengan tim tetangga (sesama tim dari Indonesia). Tidak ada team order kecuali dengan pembalap satu timnya sendiri. Menurutnya, balapan harus dijaga sportivitas. "Bukan main perang atau keroyokan. Kalau keroyokan tim dari Cina yang akan menang karena penduduknya paling besar," ujar pria asal Pati, Jateng memberi pengumpamaan.
Satu tim pendatang baru yakni Kawasaki Indonesia. Tim dengan sentuhan mekanik Ibnu Sambodo ini mengandalkan Hadi Wijaya dan Reza Pahlevi siap tampil seluruh seri sepanjang tahun.
"Tahun lalu kami hanya turun di Malaysia dan Hadi bisa menjadi juara. Sekarang perusahaan mendukung penuh untuk all season," kata Freddyanto Basuki, manager marketing Kawasaki Motor Indonesia.
Target dicanangkan menjadi terbaik. Keyakinan itu membesar karena telah melalui trial dan pengalaman dengan mengirim Hadi ke Sepang, Malaysia dan bisa menjadi juara. Kini dengan diperkuat 2 pembalap memiliki pengalaman, pihaknya lebih optimis. "Reza juga bisa menahan emosi. Tapi, pemilihan pembalap asal region Sumatera itu salah satunya karena Ardi Satria pamit pendidikan di Akpol Semarang," tambah Freddy.
Tim Lanay Jaya yang diperkuat Fitriansyah Kete akhirnya urung ikutan. Alasan yang disampaikan Ekty Immanuel, pemilik tim, akan lebih berkonsentrasi di Indoprix dulu. Di samping itu, ketua KNPI Kutai Barat, Kaltim ini juga dipercaya sebagai pimpro balap motor tim PON Kaltim. "Step by step lah. Tahun 2011 baru Lanay Jaya ikutan," senyum Ekty.
Kejutan lain tentu bakal tampilnya Doni Tata di kelas supersport ARRC. Dibanding sebelumnya, tentu Doni turun kelas. "Mau gimana lagi? Maunya kembali ke WSS (World Supersport), tapi budget dari Yamaha tidak mencukupi," ujar Edmond Cho, sang manajer.
Meski menyayangkan namun Obos, sapaan Edmond, tetap bersyukur Doni yang kini berusia 19 tahun bisa tetap balap. Diakuinya, karena turun di level lebih rendah Doni dituntut untuk juara. Toh, Obos mengingatkan pembalap asal Yogyakarta ini untuk tidak underpressure.
"Tidak usah menjadi bebanlah. Karena yang tampil di kelas supersport lebih senior ada Hendriansyah, M. Fadli hingga Yamaguchi (Jepang)," lanjutnya.
Doni pun terus menyiapkan fisik secara maksimal. Ia menjalani latihan fisik seperti yang diperoleh saat turun di WSS, dengan bersepeda hingga ratusan km setiap harinya. Doni juga akan didampingi tim mekanik dari Prancis, yang mendampinginya selama ini.
Penulis/Foto: Bud / Reza, Tony.P
Editor | : | Editor |
KOMENTAR