|
OTOMOTIFNET - Kejahatan muncul karena ada kesempatan. Bukan tidak mungkin kawasan rumah Anda yang sebelumnya aman tenteram, dapat seketika berubah menjadi ladang emas bagi pencoleng kendaraan.
Berdasarkan informasi yang diterima OTOMOTIF dari sat V Ranmor Polda Metro Jaya (PMJ), sepanjang Januari-Mei 2010 telah terungkap beberapa kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dengan pola yang sudah berubah total dari sebelumnya. Waduh, kayak apa tuh?
RUTE & WILAYAH
Para spesialis penggasak kendaraan umumnya bukan berasal dari wilayah Jakarta, melainkan dari luar daerah dengan kecenderungan tingkat perekonomiannya masih terbilang rendah. Faktor kecemburuan sosial masih menjadi indikasi pada kebanyakan kasus curanmor di wilayah Jakarta.
Pasalnya dari beberapa kasus yang berhasil terungkap, umumnya pelaku mempunyai latar belakang pekerjaan masih di bawah level menengah masyarakat menengah perkotaan. Seperti tukang ojek, sopir atau buruh pabrik.
Mereka inilah yang disinyalir kerap melakoni penjarahan aset bergerak milik warga Jakarta dan sekitarnya ini. Sebab tingkat likuiditas dari sebuah kendaraan masih sangat tinggi, sehingga memudahkan para pelaku meraup keuntungan dalam sekejap.
Modus operandi yang dilakukan memang masih tergolong sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun begitu, pola yang dibikin para pelaku saat ini sudah mereka ubah.
"Pola lama yang sering mereka lakukan sudah tercium oleh aparat, makanya para pelaku curanmor ini membuat suatu pola baru dalam melakukan aksi-aksinya," kata AKBP Ferdy Sambo, Kasat V Ranmor PMJ.
Pantauan PMJ seputar perubahan pola yang dilakukan beberapa kelompok curanmor tadi, menyebutkan kalau ada beberapa unsur vital dalam operasi mereka yang statusnya disamarkan.
Pertama adalah jenis kendaraan yang dipakai buat melancarkan aksi. Menurut Sambo sapaan perwira Polisi ini, para pelaku masih andalkan mobil rental yang disewa dari daerah tempat mereka tinggal.
Beberapa alat bantu dan senjata tajam yang kerap digunakan pelaku curanmor untuk melancarkan aksinya |
alat bantu pelacak posisi berbasis GPS bisa Diandalkan Untuk Melacak Keberadaan Mobil |
Himbauan Polisi melalui spanduk sebaiknya dihiraukan |
Kurang dari 10 menit pelaku curanmor mampu menggondol mobil korban |
Kendaraan yang sebelumnya kerap diandalkan macam Toyota Kijang kapsul, Avanza atau Suzuki APV, mengingat daya angkutnya cukup besar untuk menampung beragam perkakas dan senjata tajam yang mereka bawa dalam setiap aksinya, kini ditinggalkan.
Nah, sekarang para pelaku lebih andalkan jenis mobil rental yang lebih mewah macam Honda CR-V, Nissan X-Trail atau Toyota Kijang Innova. "Harapan mereka supaya tidak mudah terjaring operasi oleh petugas di jalan, karena tampilannya lebih mewah sehingga sepintas tidak mencurigakan pihak petugas," urai Sambo.
Pola baru berikutnya adalah wilayah operasi. Sebelumnya lebih terfokus di daerah Jaktim, Jakpus dan Bekasi. Rute ini dipilih lantaran memudahkan akses pelarian ke daerah asal mereka. Seperti ke wilayah Pantura atau Jateng, yang lebih mudah dicapai melalui jalur Cikampek dari arah Bekasi.
Target operasi para spesialis curanmor kini lebih menyasar ke wilayah Jakbar dan sekitarnya. Untuk mengurangi resiko terendus pihak berwajib, mereka tidak langsung membawa kabur mobil curian saat itu juga.
"Setelah berhasil menggasak mobil curian, kendaraan disimpan terlebih dulu di daerah Banten, kemudian saat jam sibuk (siang hari) baru mereka membawa kabur mobil ke daerah tempat penadahnya," beber Sambo.
Pola ini sudah berlangsung beberapa bulan belakangan, dengan modus mendatangi rumah korban. Modus yang dipakai tetap menggunakan cara konvensional. Yaitu pakai gunting gembok untuk membuka kunci pagar rumah, kunci T, alat bor portable dan senjata tajam seperti celurit untuk melumpuhkan korban jika seandainya melakukan perlawanan.
Salah satu komplotan yang kerap melakoni aksi sadis ini seperti kelompok Pantura, dengan kemampuan membawa kabur kendaraan dalam tempo 10 menit. Bahkan kadang bisa lebih cepat, jika kondisi mobil/motor tidak dilengkapi kunci pengaman tambahan.
Kelompok curanmor yang berhasil digulung aparat Sat Ranmor PMJ awal Juni lalu, yaitu komplotan Sucipto dan beranggotakan 4 orang. Mereka adalah War (35), Suc (28), Suw (47), Muh (35) serta Cas (31) yang semuanya merupakan kelompok Pantura.
LEASING & RENTAL
Modus operandi yang belakangan marak terjadi seperti aksi curanmor dengan dalih rental atau meminjam dari perusahaan atau pihak penyewa mobil. Sambo mengatakan kalau para pelaku biasanya pura-pura menyewa mobil untuk beberapa hari, terutama yang menyediakan fasilitas lepas kunci (tanpa sopir) bagi pelanggannya.
Fahmi yang ditemui OTOMOTIF beberapa waktu lalu di Ciputat juga pernah mengalami nasib naas, lantaran satu dari tiga mobil rentalnya dibawa kabur dan belum terdeteksi keberadaannya hingga saat ini.
"Waktu itu yang pinjam pasangan suami istri, ngakunya buat antar keluarganya ke Bogor untuk jangka waktu 2-3 hari. Enggak taunya Suzuki Karimun saya sampai sekarang belum ketahuan dimana rimbanya," ungkap pemilik rental rumahan di daerah Utan Kayu, Ciputat, Tangerang ini.
Aksi menakjubkan lainnya juga banyak diterapkan para pelaku curanmor, dengan berlagak beli mobil melalui jasa pembiayaan kendaraan bermotor alias leasing. Bisa mobil baru atau bekas, tergantung target yang mereka inginkan dari hasil penjualan mobil incarannya tadi.
Setelah permohonan pengajuan kredit disetujui oleh pihak leasing, pelaku langsung melengkapi dengan selendang (kelengkapan dokumen kendaraan) yang mereka palsukan sendiri.
Setelah itu mobil langsung dibawa kabur ke luar daerah, dan ditengarai banyak dibuang ke penadah di Jateng dan Lampung.
Penulis/Foto: Anton / Tigor, Istimewa, Anton
Editor | : | Editor |
KOMENTAR