Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Jatuh Ringan dari Motor, Waspada Cedera Dalam!

Editor - Jumat, 20 Februari 2009 | 11:01 WIB
No caption
No credit
No caption

 

OTOMOTIFNET - Motor merupakan salah satu moda transportasi yang punya risiko kecelakaan dan cederanya paling besar dibanding mobil. Berdasar cederanya, kecelakaan dibagi dalam tiga kategori, ringan, sedang dan berat. Kecelakaan atau jatuh ringan merupakan yang paling sering terjadi.

Biasanya biker masih bisa bangun sendiri dan melanjutkan perjalanan. Tapi yang kelihatannya enteng ini bukan berarti bisa disepelekan lo. Setelah jatuh, badan tetap butuh pemulihan. Apa saja sih yang mesti dilakukan?

Otot Dan Organ Dalam
Walaupun badan cuma sedikit tergores, masih bisa bangun sendiri dan bergerak normal, setelah jatuh jangan langsung tancap gas lagi. Kecelakaan atau jatuh merupakan kejadian yang membuat tubuh dan mental stres.

"Begitu jatuh tenangkan diri dulu, relaksasi, baru mengambil tindakan. Tarik nafas panjang, tahan dan hembuskan 4-5 kali selama 2 sampai 3 menit dan minum air putih," kata Dyan Dilato, biker dan instruktur safety riding.

Ini berguna untuk menenangkan diri dan menyuplai oksigen ke otak. Sehingga korban bisa mengingat yang terjadi dan mengambil tindakan dengan jernih. Setelah tenang, baru bergerak. Memeriksa cedera tubuh, kerusakan motor atau melanjutkan perjalanan.

Enggak cuma pikiran, tubuh juga bisa stres akibat jatuh. Biasanya dirasakan sehari sesudah kejadian. “Pas jatuhnya enggak apa-apa, tapi besoknya badan pegal, sakit semua,” kata Grattiano Deru, biker yang biasa turing di Indonesia, Eropa dan Selandia Baru ini.

Pegal atau badan kaku merupakan efek benturan yang diterima tubuh saat jatuh. “Efek paling umum, akibat adrenalin yang terpompa saat jatuh. Esoknya jadi pegal karena jaringan yang stres karena mengalami benturan,” jelas dr. Andrian Tio.

Menurut dokter yang biasa bertugas sebagai tim medis di berbagai arena balap tersebut, badan sakit atau pegal termasuk cedera golongan sedang. “Setelah itu kalau mau diurut enggak masalah, asal enggak ada tulang yang retak atau patah ya,” lanjutnya. “Periksa dulu ada tulang yang retak atau patah apa enggak. Habis itu langsung urut, hari yang sama, jadi besoknya badang enggak sakit,” imbuh Grattiano.


Bisa dilakukan untuk pulihkan stres di otot. Pastikan tak ada tulang yang retak atau patah.

Urut memang bisa dilakukan untuk merilekskan kembali jaringan otot yang stres akibat benturan. Tapi jangan lupa pastikan tidak ada cedera serius pada tulang dan otot. “Kalau tabrakannya keras, sampai bengkak atau memar, jangan langsung diurut. Sakit kalau langsung diurut. Kompres dulu pakai es, baru besoknya diurut. Di balapan treatment pertama selalu begitu, dinginkan dulu pakai es,” terang Dyan.

Yang paling berbahaya kalau sampai terjadi luka dalam. Tubuh terlihat utuh tanpa goresan, tapi sebenarnya mengalami pendarahan dalam akibat benturan di kepala atau pada organ tubuh di dada atau perut. Yang paling umum, gegar otak ringan akibat benturan di kepala. Gejalanya berupa kehilangan ingatan atau amnesia, pusing dan muntah.

“Semua cedera yang berhubungan dengan kepala harus dicek di rumah sakit. Alat kedokteran sekarang makin canggih dari CT Scan sampai MRI,” tandas dr. Andrian.

Pada organ tubuh, perdarahan terjadi akibat trauma oleh benda tumpul di dada atau perut. Di bagian tersebut ada berbagai organ seperti paru-paru, hati, ginjal atau hati yang bisa terluka karena benturan. Misalnya perut tertusuk atau terbentur setang cukup keras. Di luar memang kelihatannya baik-baik saja, setelah jatuh masih bisa bangun sendiri dan melanjutkan perjalanan. Tapi ini bukan berarti baik-baik saja lo, enggak boleh disepelekan.

Waspadai kalau terjadi nyeri di bagian tertentu tubuh Anda. “Efeknya memang enggak seketika kelihatan. Darahnya merembes pelan-pelan, tahu-tahu hari ketiga ambruk, enggak ketolong. Jangan disepelekan, tergantung di mana terjadinya benturan,” jelas pehobi tenis ini.

Karena itu, untuk meminimalkan risiko cedera, selalu gunakan perangkat yang sesuai. Apalagi untuk perjalanan jauh atau jalan raya padat yang berisiko tinggi tabrakan.

“Lindungi kepala dengan helm yang layak, full face dan pas di kepala, enggak boleh kegedean. Jaket dengan protektor di tubuh dan siku. Sepatu untuk menjaga pergelangan kaki. Risiko di jalan memang enggak bisa dihilangkan tapi bisa diminimalkan,” papar Dyan.

Penulis/Foto: NawiTa/Agus T.

Editor : Editor

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa