Pasca kenaikan harga BBM, prediksi kenaikan harga bahan pokok pun turut membayangi. Lantas bagaimana kita menyikapi hal ini? Terlebih di dunia otomotif, rasanya semua kalangan tidak bisa mengelak dari keterpurukan harga BBM yang semakin melonjak. Alternatif cara untuk bisa mengirit pengeluaran bahan bakar tak terbarui ini pun mulai bermunculan. Salah satunya adalah dengan memperbaiki pola mengendarai kendaraan bermotor. Di barat, orang selalu menggunakan kata Eco Driving yang juga berarti Smart Driving.
Solusi kenaikan BBM ternyata tidak melulu menghentikan penggunaan kendaraan atau menjual kendaraan yang lama dan membeli kendaraan yang lebih irit. Namun memperbaiki pola mengendara kita sehari-hari, bisa jadi mengirit penggunaan BBM sebesar 20-30 persen. Jusri Pulubuhu selaku Road Safety Consultant & Defensive Driving Training Operator di JDCC – Crash Free International mempunyai pendapat yang lebih spesifik tentang hal ini.
“Eco Driving sangat mudah dipelajari, akan tetapi agak sulit untuk menerapkannya, mengapa? Karena menyangkut masalah perilaku dan kedisiplinan. Namun ketika Anda memilikinya, maka elemen yang saya utarakan di atas akan tercapai dengan mudah,” imbuh Jusri. Berikut gambaran apa saja yang meliputi eco driving itu.
Sebelum mengendara di jalan, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemeriksaan kondisi kendaraan. Yang pertama adalah memeriksa bobot kendaraan dan aerodinamik. Pengemudi dalam hal ini juga seharusnya mampu menjaga bobot maksimal kendaraan. Karena semakin berat bobot kendaraan maka semakin berat pula kerja mesin. Begitu juga dengan faktor aerodinamis yang sangat berpengaruh untuk kondisi ini. Semakin besar hambatan angin yang dihalau oleh kendaraan maka semakin berat pula beban kerja mesin.
Kedua adalah tekanan angin pada ban. Periksa tekanan angin setidaknya dua minggu sekali. Pastikan ukuran angin sesuai rekomendasi pabrik ban. Pada prinpsipnya, tekanan angin yang kurang 25 persen dari ukuran normal akan meningkatkan traksi roda sekitar 10 persen, dan peningkatan konsumsi BB sebesar dua persen. Begitu pula sebaliknya jika tekanan angin dalam ban terlalu banyak.
Ketiga adalah pemeriksaan kondisi menyeluruh kendaraan seperti oli, filter oli, saringan udara, air aki dan lainnya.
Penulis : Uda
Narasumber : Jusri Pulubuhu (Road Safety Consultant & Defensive Driving Training Operator) JDCC – Crash Free International.
Editor | : | Editor |
KOMENTAR