Bukan hanya telah ber-SNI (Standar Nasional Indonesia) saja, namun helm ini telah mengantongi sertifikasi SNELL SA2010. “Tentunya sertifikasi internasional tersebut telah melalui proses dengan pengujian dan validitas yang ketat dari badan sertifikasi SNELL,” lanjut Johanes.
Material helm terbuat dari composite Kevlar, sehingga bobot totalnya hanya 1,4 kg. “Terdapat dua varian yang dibedakan atas bahan baku yakni composite Kevlar seharga Rp 3,8 juta dan bahan full carbon reinforcement dilego Rp 4,8 juta,” beber Johanes. Sebagai perbandingan, helm impor sejenis dihargai sekitar Rp 9-10 juta.
Asyiknya lagi DRMI menerima pesanan untuk grafis helm sesuai livery tim balap. Kata Johanes, cukup tambah uang Rp 2 juta. Sedangkan orderan full grafis dihargai Rp 5 juta sampai Rp 6 juta.
Tidak hanya itu, lapisan dalam helm juga tahan api selama 25 detik dengan suhu hingga 500 derajat celcius. Teknologi ini diadopsi dari helm para pembalap F1. Selain itu, tali atau strap helm terbuat dari bahan anyaman Kevlar. Sehingga memberikan perlindungan optimal dan nyaman ketika menyentuh kulit. “Material busa dan strap didatangkan khusus dari Amerika,” imbuh Johanes seraya bilang helm ini akan mulai tersedia pada bulan September tahun ini.
Sejumlah fitur pendukung juga turut diintegrasikan, yaitu adanya pin lock. “Pin lock ini berfungsi sebagai tear off yang membersihkan debu yang menempel di kaca helm,” tunjuk Johanes yang menyediakan ukuran M, L dan XL. Untuk ukuran M merupakan size kecil yang sesuai lingkar kepala anak-anak Indonesia pada umumnya. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR