Seperti Adira Finance yang sudah merasakan dampaknya sejak bulan lalu. "Banyak PO (aplikasi yang sudah diapproved) yang batal atau menggantung/mundur sampai sekarang. Yang tadinya unit sudah bisa delivered dalam seminggu, sejak bulan lalu mulai tersendat hingga saat ini," ungkap Niko Kurniawan, marketing deputy director-4 wheelers PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance).
Tidak hanya perusahaan leasing, lembaga bank seperti BCA Finance juga mengalami kondisi serupa. "Untuk beberapa aplikasi pembiayaan mobil yang telah disurvei, saat ini memang sedang terjadi backlog (aplikasi disetujui namun tak ada unit, red)," timpal Punto Nugroho, CS new car deputy director PT BCA Finance.
Stok Berkurang
Menurut Niko, jika dilihat dari kondisi pasar, memang stok beberapa varian mobil baru sedang berkurang. Seperti Toyota Kijang Innova, Avanza serta Camry, berdasarkan aplikasi yang masuk ke Adira.
Merek lainnya, sambung Nugroho, seperti Nissan Grand Livina mulai menurun suplainya sejak Mei-Juni ini. Honda All New CR-V dserta All New Jazz juga berkurang unitnya sejak April-Juni. "Toyota Innova, Camry dan Fortuner juga mengalami penurunan stok sejak Mei hingga Juni ini. Sedangkan merek lain seperti Suzuki dan Daihatsu tidak begitu bermasalah," urai pria ramah ini.
Menghadapi kondisi seperti ini, kedua lembaga pembiayaan kredit mobil tadi tidak tinggal diam. Lantaran perusahaan tetap mengharapkan omset semaksimal mungkin, dengan target yang sudah didesain menyesuaikan kondisi pasar saat ini.
Strategi yang dilakukan Adira Finance memang tidak lantas menggiring konsumen, untuk beralih ke merek atau tipe lain yang punya stok unit berlebih. Menurut Niko, pihaknya lebih berkonsentrasi pada urusan internal, dengan lebih memfokuskan diri pada merek-merek mobil yang lebih stabil dalam hal ketersediaan stok unit barunya.
"Tim sales Adira Finance yang tersebar di jaringan dealer mobil, yang sedang mengalami shortage (kekurangan stok unit) seperti Toyota dan Mitsubishi, akan diswitch ke merek-merek yang tidak begitu parah terkena dampak Tsunami di Jepang," tutur Niko.
Sasaran mereka yang banyak merangkul konsumen Suzuki dan Daihatsu, bukan berarti Adira Finance lebih berpihak ke merek-merek tersebut. Menurut Niko, strategi ini lebih bertujuan pada pencapaian target penjualan pembiayaan, di samping oportuniti yang ada di lapangan saat ini. "Mau merek apapun atau tipe mobil apapun, asalkan memungkinkan untuk dibiayai pasti kami ambil," tutur pria kalem ini dengan nada yakin.
Strategi yang dilakoni Adira Finance saat ini lebih melihat pada pihak yang menjadi kompetitornya. Bisa secara head on atau less competition. Sedangkan BCA Finance mengarahkan konsumennya pada alternatif pembiayaan yang lebih meringankan mereka. "Seperti program Fix and Cap yang sudah digulirkan sejak Maret 2011 lalu," tandas Nugroho.
Kondisi backlog sedang terjadi pada varian-varian laris
Jika dibandingkan dengan paket regular BCA Finance yang menerapkan tenor maksimum hingga 4 tahun, total DP memang agak lebih tinggi namun angsuran per bulannya menjadi lebih rendah. "Jika konsumen memang berkenan untuk beralih ke merek atau tipe lain yang dianggapnya setara dengan varian yang diinginkan, tidak menutup kemungkinan untuk kami realisasikan," kata Nugroho.
Kim Hak Young dari Korindo Finance juga merasakan yang sama. Meski perusahaan leasingnya hanya sedikit bermain di pembiayaan otomotif,tetapi ikut merasakan dampak tsunami Jepang.
"Yang jelas, mobil bekas pun kami layani. Padahal sebelumnya tidak. Boleh dibilang spec down. Tapi, bisnis harus jalan terus bukan," ujar Kim, bos Korindo Finance. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR