|
Hal ini disampaikan oleh Jusri Pulubuhu dari Jakarta Defensife Driving Consulting (JDDC) pada acara kampanye safety driving bertajuk “No Texting While You Drive" di Jakarta akhir pekan lalu.
Menurutnya, kesalahan yang jamak terjadi adalah saat pengemudi mengikuti pedoman 'jaga jarak' yang ada di tol. Lho kok begitu? Marka jalan malah memberi pedoman jarak aman di beberapa ruas tol.
“Sebab saat mengemudi di tol, jarak aman 100 meter itu bukan jaminan jika pengemudi didepan dan belakang memiliki kecepatan yang berbeda, sehingga reaksi pengemudi saat mengerem belum tentu sama,” jelas instruktur yang pernah melaju di arena balap tingkat Asia ini.
Jusri menambahkan, pedoman jalan yang tepat harusnya menggunakan satuan waktu, bukan jarak. “Keamanan berkendara terletak pada waktu yang dibutuhkan si pengemudi untuk berpikir dan bereaksi saat berkendara. Satuan yang dibagi tiga zona ini biasa diterapkan di negara maju seperti Jepang,” ujarnya.
Zona tersebut antara lain, zona melihat yang berkisar 30-120 detik dari kendaraan didepan. Lalu, zona analisa, dengan jarak objek sekitar 12-15 detik.
Dan terakhir, zona reaksi yang hanya berjarak 4-6 detik didepan. Di zona tersebut, pengemudi wajib mengambil keputusan untuk melakukan pengereman, atau aksi lainnya.
Nah, jangan salah lagi ya. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR