Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Electronic Law Enforcement, Pelanggaran Lalu Lintas di Jakarta Terekam Kamera!

billy - Senin, 21 Februari 2011 | 08:30 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Jakarta - Electronic Law Enforcement (ELE) akan segera diujicobakan di Jalan Thamrin, Jakarta, pada medio tahun ini. Untuk tahap awal akan dilakukan ujicoba dan sosialisasi sebelum akhirnya juga diberlakukan untuk jalan tol Jakarta - Padalarang, Jawa Barat. Hal ini merupakan rangkaian program 100 hari kinerja Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo.

MELEK TEKNOLOGI

"Kita kan harus mengikuti perkembangan zaman. Harus melek IT (Information Technology) seperti halnya di luar negeri. Dan penerapan ELE ini selain merupakan program untuk mengatasi kemacetan, juga mengurangi ‘sentuhan' antara polisi dengan pengendara," ujar Brigjen Pol Drs Didik Purnomo, Wakil Kepala Korps Lalulintas Polri di Jakarta, belum lama ini.

Untuk tahap pertama, akan diberlakukan di sepanjang Jalan Thamrin, Jakarta. Kemudian akan diperpanjang hingga Jalan Sudirman. Bahkan nantinya segera diberlakukan di jalan Jakarta hingga Padalarang, Bandung, Jawa Barat. Saat ini pihak Korps Lantas Polri tengah menyiapkan perangkat keras dan lunak bekerjasama dengan pihak ketiga.

Teknologi ELE ini akan mencatat secara otomatis kendaraan yang melanggar rambu lalu lintas antara lain berupa marka jalan, melewati garis hingga menyerobot traffic light. Yang dijepret adalah nomor polisi kendaraan dimaksud. Memang untuk tahap pertama masih akan memakai peranti CCTV. Namun nantinya akan memakai teknologi yang lebih canggih termasuk pencatat kecepatan sejenis speed gun.

Meski begitu, bagi Polri, tidaklah mudah untuk menerapkan teknologi baru ini. Sebab idealnya harus simultan dibarengi dengan pelaksanaan pajak progresif untuk pemilik kendaraan serta pemilik kendaraan harus atas nama sendiri.


Masih perlu petugas kepolisian
"Yang lebih mendesak memang kepemilikan kendaraan atas nama sendiri yang juga akan segera diberlakukan. Sebab kalau tidak, yang repot justru polisi. Karena ketika harus diberi sanksi denda, kalau belum atas nama sendiri, bisa salah alamat. Atau paling tidak membuat kerja polisi bertambah," ungkap Didik.

PERLU SINERGI

Langkah perubahan ini harus dilakukan. Sebab kalau tidak mengikuti perubahan, maka persoalan lalu lintas akan semakin susah untuk diatasi. Meski begitu, Ir. Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan Pemprov DKI menyatakan harus dilibatkan berbagai pihak.

"Tidak hanya Polri tetapi juga Dinas Perhubungan, Pekerjaan Umum bahkan Dinas Pertamanan. Karena ini menyangkut banyak pihak," ujar Udar di kantornya, Senin (7/2).

Pihaknya sangat mendukung diberlakukannya ELE ini. Karena dari studi yang dilakukan di beberapa Negara, ELE sudah lama diberlakukan. Bahkan penerapannya sudah sangat efektif untuk pengaturan lalu-lintas.

"Terlebih dahulu memang harus disosialisasikan dan ujicoba. Bisa beberapa bulan agar masyarakat pengendara benar-benar aware dengan ELE ini," tambahnya.

Dishub DKI pun siap bekerjasama dengan pihak Polri untuk menyukseskan ELE ini dengan membantu penyiapan rambu-rambu lalu lintas yang dibutuhkan. Juga pembuatan marka atau garis pembatas. Sekali lagi Udar menambahkan sosialisasi dan informasi akan diberlakukannya ELE ini harus sampai kepada masyarakat luas agar lebih mudah dipahami.

Akan diberlakukannya ELE ini mendapat tanggapan beragam. Kevin, musisi dari grup bann Vierra menilai bagus akan diberlakukannya ELE. "Bagus dong. Jadi Indonesia tidak terlalu ketinggalan dengan luar negeri. Memang masih harus disosialisasi dulu dengan gencar agar masyarakat melek teknologi ELE ini," kata Kevin.

Toh begitu, putra dari pasangan Addie MS dan Memes ini sempat ragu apakah sudah bisa diberlakukan di Indonesia. Kalau di luar negeri sih oke, tapi bagaimana dengan di Indonesia di mana banyak aturan yang telah diterapkan namun pelaksanaannya kurang konsisten.

"Bagaimanapun kita harus tetap mendukung pemerintah agar peraturan baru ini berjalan dengan baik," lanjut pemain organ ini.

Rinrin Marinka, chef cantik pembawa acara memasak di salah satu televisi swasta menyatakan belum tahu bakal diberlakukannya ELE. "Baru dengar ini. Tetapi, kalau kebijakan itu berjalan saya sangat mendukung. Asalkan diterapkan dengan benar dan tegas demi lalu lintas Jakarta yang lebih baik," kata Ririn.

Hal senada disampaikan Fandi Ahmad Yunata, mahasiswa semester akhir salah satu perguruan swasta di Jakarta. "Ya baguslah kalau akan diberlakukan demikian. Asal serius tidak menyia-siakan peraturan yang telah dibuat. Nggak ada kata terlambatlah kalau untuk pembenahan," ujar Fandi Muray, Ketua Dewan Nasional Yamaha V-xion Club Indonesia, berpendapat bahwa ELE belum saatnya diberlakukan.

Mengingat kesadaran berkendara yang tertib dan disiplin masyarakat di Indonesia masih minim. Belum para pihak terkait masih setengah-setengah dalam menangani hal ini.

"Lihat saja beberapa ruas jalan masih banyak terdapat titik-titik rawan kemacetan yang tidak terjaga oleh petugas. Infrastruktur juga belum tertata dengan baik , seperti masih banyak badan jalan yang dipergunakan untuk parkir, lahan usaha atau buat yang lain berdampak kepada kemacetan arus lalu-lintas," ungkap Muray. (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa