OTOMOTIFNET - Enggak banyak yang tahu, Rudy Sumawiganda ternyata dulunya pembalap sepeda downhill dan RC Offroad andal waktu di Amerika. Tetapi setelah patah tulang yang ke-3 pada 2004, akhirnya memutuskan berhenti.
Kemudian ia bertemu Dalvin Kartawijaya (2007) dan membeli sebuah unit Suzuki Swift. “Saat turun pertama balap di Sunday Fun Race, ternyata waktunya bagus. Akhirnya keterusan sampai sekarang,” ujar pengusaha 45 tahun ini.
Tapi walau pensiun, suami Nieta Mariza ini masih sangat antusias bicara soal downhill yang digeluti 1998-2004. “Kalau urusan adrenalin sih downhill jauh lebih gila. Lutut kiri saya pernah pecah 6 bagian. Kaki kiri kemudian enggak kuat nahan impact. Gara-gara itu saya mencari olahraga lain, akhirnya balap turing,” urai ayah Nadia dan Naila ini.
Juara 1 kelas Promotion One Make Race Jazz dan GT Radial ini telah mengumpulkan belasan trofi. Bahkan andalan tim CK-Bintang Sobo Racing ini turun di 3 kelas pada seri 4 Indonesia Series of Motorsport (ISOM) pada Minggu (10/10).
Selain 2 kelas di atas, Rudy juga ikutan kelas Mercy C Class yang juga diikuti Tinton Soeprapto dan Ananda Mikola. “Untuk Mercy C Class memakai nama Inspire. Soalnya semua disponsori Inspire,” lanjutnya.
Meski begitu, Rudy mengaku paling berkesan saat balap di Lippo Karawaci. Alasannya, di street circuit dan hanya dua kali. “Mungkin karena kita sudah keseringan di Sentul. Jadi begitu coba trek lain, jadi berkesan hehehe,” senyum Rudy.
Editor | : | billy |
KOMENTAR