Posisi Infiniti di tim Red Bull seperti keberadaan Lotus dan Lada di tim Renault GP. Tapi Lotus porsinya lebih besar, karena mereka membeli sebagian besar saham di tim Renault. Sementara untuk urusan teknis seperti mesin, tim Red Bull masih setia menggunakan mesin dari Renault.
“Keputusan untuk menjadi salah satu sponsor di tim Red Bull adalah sebuah strategi marketing dan pengenalan branding kami lebih jauh untuk wilayah global. Kami melihat hanya ajang F1 yang bisa mewujudkan dua ambisi kami tadi. Makanya kami juga sangat senang bisa bekerjasama dengan tim Red Bull,” ucap Andy Palmer, senior vice president Infiniti.
Bagi Christian Horner sebagai bos besar tim Red Bull, bergabungnya kembali manufaktur asal Jepang adalah sinyal yang sangat positif. Mengingat 2 pabrikan asal Jepang sudah mengundurkan diri dari F1 hanya dalam kurun waktu 2 tahun yaitu tahun 2008 dan 2009.
“Bergabungnya Infiniti dan Nissan bersama kami kabar yang sangat fantastis bagi kami. Bagaimana tidak, saat ini tidak ada lagi tim pabrikan Jepang yang berkompetisi di F1. Mudah-mudahan adanya niat baik dari Nissan dan Infiniti kembali membangkitkan keinginan manufaktur mobil di negara itu untuk bergabung,” harap Horner.
Yup, mudah-mudahan ini menjadi pertanda bahwa kondisi perekonomian di negara Jepang sudah mulai ideal kembali. (otosport.co.id)
| Editor | : | billy |
KOMENTAR