|
OTOMOTIFNET - Tren modifikasi motor boleh diibaratkan seperti dunia fashion pakaian. Setiap tahun selalu saja terjadi pergeseran gaya atau style. Tak terkecuali di 2010 ini. Banyak faktor yang memicu terjadinya hal tersebut. Mulai dari lingkungan, sosial, ekonomi, budaya sampai soal undang-undang.
PLUG IN
Kalau kita menengok ke belakang, konsep ubahan radikal memang lebih mendominasi. Modifikator bisa leluasa berkreasi dengan konsep-konsep ekstrem mereka.
Tapi bila berbicara di 2010, ceritanya akan lain. Sebab akhir 2009 kemarin, pemerintah resmi mengeluarkan peraturan atau Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UULLAJ) No.22/2009 yang isinya cukup banyak membatasi kreasi dalam memodifikasi kendaraan.
Contoh soal kelengkapan kendaraan seperti spion, lampu sein, lampu utama harus mengacu spesfikasi standar. Dengan kata lain tak boleh lagi gunakan aksesori yang aneh-aneh yang dulu sering diaplikasi di motor-motor modifikasi.
Sebab dalam UULLAJ yang baru, ada pasal yang menyebutkan pelarangan terhadap modikasi kendaraan bermotor yang membahayakan keselamatan berlalu lintas (Pasal 52 ayat 2). Termasuk soal penggunaan kelengkapan motor tadi.
Pemakaian ban lebar di skutik tetap bertahan |
Johanes Hanafiah. aspek funfsional kelengkapan motor akan lebih di perhatikan |
Model streetfighter yang diaplikasi lebih cenderung bersifat plug in |
Makanya, "Tren modifikasi tahun ini akan lebih mengedepankan unsur fungsional. Untuk konsep, saya rasa masih tidak jauh beda dari tahun lalu. Gaya low rider di skutik, baik itu konsepnya retro, sporti, futuristik masih tetap digemari. Hanya saja penggunaan aksesori pelengkapnya lebih dipikirkan lagi aspek fungsionalnya," bilang Johanes Hanafi, punggawa X-16 di Kemayoran, Jakpus yang mengaku hingga saat ini masih banyak skutikmania yang mengorder gaya-gaya ubahan itu padanya.
Pemakaian ban plus pelek lebar pun masih akan tetap bertahan. Sebab, lanjut Johanes, aura konsep low rider skutik salah satunya dari pemakaian ban lebar tersebut. "Dan saya rasa pemakaian ban gede tidak akan mempengaruhi fungsi motor atau menggangu kestabilannya," yakin Johanes.
Selain itu, penerepan knalpot dengan desain futuristik atau yang sesuai tema ubahan tetap akan terus diaplikasi. "Hanya saja kini dalam membuat knalpot tersebut, selain mempertimbangkan faktor performa, modifikator juga harus memikirkan tingkat kebisingannya," tukas John Lipurnomo, bos Custom World yang bermarkas di Kelapa Gading, Jakut.
Sementara motor jenis sport, model petarung jalanan alias streetfighter yang hingga kini masih digandrungi motormania perkotaan, terutama di kalangan kawula mudanya, diyakini masih akan bertahan di 2010. Gaya yang masih diminati adalah model sport turing.
"Sebab konsep ini lebih simpel diterapkan dan tidak begitu mengubah gaya mengemudi seseorang. Namun mungkin di 2010, modifikasi pada style ini tak banyak mengubah konstruksi motor. Karena pemilik motor akan lebih memikirkan faktor safety dan kenyaman dalam mengendarainya," ujar Ayung Zulkarnain, salah satu dedengkot modifikasi di kawasan Jelambar, Jakbar.
Dengan kata lain ubahannya tidak akan seradikal sebelumnya. "Modif ekstrem sih masih tetap ada. Tapi jumlahnya tidak akan akan sebanyak tahun lalu. Itu pun kebanyakan bukan untuk pemakaian harian. Hanya buat show off sekali-sekali atau untuk kontes. “Cenderung modifikasinya yang bersifat plug in. Sehingga mudah untuk dikembalikan ke kondisi standar lagi," prediksi Ayung.
Misalnya ketika ingin bergaya moge, pemilik motor akan pilih menggunakan kondom tangki ala moge yang disukai plus buritan dengan sistem braket yang tidak perlu mengubah posisi rangka belakang.
Soalnya, pemilik motor juga akan dihadapkan dengan pasal 52 ayat 3 yang menyebutkan untuk kendaraan yang telah dimodifikasi sehingga mengubah persyaratan konstruksi dan material wajib melakukan uji tipe ulang.
Repot kan?
Penulis/Foto: DiC / Dolok, Andhika, Octa
Editor | : | Editor |
KOMENTAR