OTOMOTIFNET - Sejak pabrikan Jepang ini dijuluki sebagai produsen otomotif terbesar dunia beberapa tahun lalu, sekarang Toyota malah dianggap sebagai produsen otomotif yang paling bermasalah.
Meskipun badai recall 12 juta unit sudah berlalu sejak tahun lalu, tapi salah satu dewan Toyota menilai pabrikan Jepang ini masih dianggap berada di mode "krisis".
Shinichi Sasaki, salah satu dewan Toyota mengatakan, kalau dirinya tidak percaya Toyota sudah menyelesaikan permasalahannya. "Jika kita berhenti berupaya pada level sekarang, mungkin berarti kita sedang menabur benih-benih krisis sekali lagi," ujarnya seperti dikutip autoevolution.
Sejauh ini, Toyota sedang bekerja keras untuk menebus kesalahan masa lalu dengan melakukan rekayasa dan membangun kembali citra yang telah diganggu oleh recall tahun lalu. Ada banyak masalah saat itu, mulai darirecall pedal gas, mesin, kemudi hingga masalah rem.
Kesialan tersebut diperparah dengan penyelidikan yang dilakukan pemerintah Amerika, sehingga hasilnya Toyota mencatat rekor denda mencapai 16,4 juta US Dolar akibat tuntutan pedal gas cacat yang menyebabkan kematian puluhan orang.
Sebagai akibatnya, Toyota pun telah mengambil pendekatan lebih dalam menemukan kemungkinan cacat pada produknya. Dengan begitu, Toyota berharap bahwa dengan melakukan hal ini dapat menjaga dan meningkatkan citranya di mata konsumen.
Agar dapat menemukan kemungkinan cacat produk dengan lebih mudah dan cepat, Toyota pun sudah menunjuk petugas pengawas mutu di tiap-tiap wilayah pemasaran. Toyota juga memperkenalkan langkah-langkah untuk merespon lebih cepat terhadap laporan masalah.
"Perusahaan tidak akan putus asa, dan akan tetap menjadi produsen otomotif terbesar, meskipun pernah ada badai recall," ujar Sasaki penuh optimis.
Editor | : | billy |
KOMENTAR