Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Dua Jam Bersama Akihiko Otsuka, Chief Engeneering Prius

Editor - Selasa, 4 Agustus 2009 | 05:22 WIB
No caption
No credit
No caption

OTOMOTIFNET - Resmi sudah PT Toyota Astra Motor (TAM) meluncurkan Prius Generasi III di Indonesia. Mobil hibrida yang memakai mesin bensin dan dipadu motor elektronik itu, sempat menarik perhatian Menteri Koordinator Ekonomi RI, Sri Mulyani, ketika membuka ajang Indonesia International Motor Show 2009, Jumat (24/7). Sayangnya, “Harganya Rp 585 juta,” sebut Johnny Darmawan, Presdir TAM.

Di dunia sendiri, Prius memang mencuri perhatian pabrikan otomotif dunia. Bagaimana tidak, Prius menjadi mobil hibrida pertama yang diproduksi massal tahun 1997. Alhasil, lantaran dunia dilanda ‘deman’ global warming Prius menjadi semacam ikon para selebritis di Amerika Serikat menggunakan mobil ini.

Misalnya saja Leonardo di Caprio salah satunya. Situasi ini menguntungkan buat Toyota Motor Corp (TMC). Selain promosi gratis, mereka berhasil menancapkan diri untuk Prius sebagai mobil ramah lingkungan.

SATU TARIKAN

Seiring perjalan waktu, Prius kini memasuki Generasi III. Tampilan lebih sporty dan diklaim pabrikan performa juga lebih bagus. Untuk mengetahui lebih jauh tentang Prius anyar ini, OTOMOTIF bersama beberapa wartawan lain, berbincang santai dengan Akihiko Otsuka, chief engineer Prius Gen III TMC di salah satu restoran di Jakarta, Kamis (23/7).

Menurutnya, Prius Gen III yang dirancangnya itu punya perbedaan cukup signifikan ketimbang pendahulunya. “Dari desain dan performa mobil ini. Lebih sporty dan lebih responsif,” sebut lulusan electrical engineering Universitas Ehime di Matsuyama, Jepang itu.

Walau diyakini punya desain yang sudah berubah, menurut Otsuka sesungguhnya desain dasar Prius tidaklah berbeda. “Desainnya tetap mengambil satu tarikan garis. Kami memang belum ingin mengubahnya. Soalnya ini sudah menjadi ciri khas Prius. Imagenya sudah seperti ini. Nanti untuk generasi keempat juga sama, satu tarikan garis,” paparnya.

Perkara desain ini, ia mengaku memang banyak dipengaruhi oleh para desainer dari Eropa. Untuk Prius sendiri mengadopsi desainer mobil dari Yunani. “Desainnya lebih emosional dan dinamis dan dikembangkan di Jepang,” sebut pengagum hasil rumah desain Pininfarina.

Apalagi desain kendaraan kini bukan lagi sebagai penghias semata. Saat ini, orang memilih mobil juga didasar persoalan desain itu sendiri. Menurut Otsuka, desain mobil saat ini layaknya desain baju. Akan berubah dengan cepat, namun fungsi dasarnya tetap sama. “Orang ingin tak sekadar mengendari mobil. Mereka juga ingin tampil dan mendapat perhatian orang dengan mobilnya yang punya desain menarik. Seperti juga baju, fungsinya tetap sebagai penutup tubuh, tetapi corak luarnya bisa berubah-ubah sesuai zaman.”

JADI 1.800 CC

Selain itu, dipakainya mesin 1.800 cc yang lebih besar ketimbang generasi sebelumnya (1.500 cc) juga lantaran Prius Gen III diyakini memerlukan mesin dengan kapasitas lebih besar. Akankah lebih boros? “Hasil studi kami, Prius memang lebih cocok menggunakan mesin 1.800 cc. Tanpa mengubah target tenaga yang ditetapkan, pemakaian mesin 1.800 cc menjadikan Prius lebih efisien,” jelas Otsuka.

Prius yang menggunakan kombinasi dua mesin, juga dituntut punya performa nyaris sama dengan mobil bermesin konvensional. “Makanya, kunci sukses Prius agar bisa dipakai secara massal, yaitu performa yang baik dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.

Katanya, hingga kini di Amerika Serikat, terjadi pergeseran minat terhadap mobil. Jika generasi sebelumnya lebih suka dengan mobil-mobil yang macho, kini generasi itu mulai bergeser. “Untuk orang-orang yang berusia 50-60 tahunan, masih punya selera seperti itu. Tetapi sekarang, anak-anak mudanya tidak lagi. Selain desain yang bagus, performa juga harus bagus. Mereka juga menuntut mobil yang tak hanya bisa mengantarkan dari point satu ke point berikutnya, tetapi juga fun to drive,” yakin penggemar memancing ini.

Inilah mengapa Toyota berhasrat untuk terus mengembangkan Prius dengan landasan pemikiran anak-anak muda. Maklum saja, gejala sosial semacam ini akan menular dengan cepat ke negara-negara lain. Termasuk di Indonesia.

Makanya, selain performa, desain juga memegang peranan penting untuk menggenjot Prius yang kini sudah terjual lebih dari 1 juta unit di seluruh dunia sejak diluncurkan pertama kali 1997 (mulai Generasi I-III). “Yang tak kalah pentingnya, seperti saya sebutkan adalah harga yang bisa diterima. Di Toyota kami selalu berpatokan, untuk membuat mobil haruslah yang bisa dijual atau diserap konsumen,” katanya lagi.

Bagus dan murah, siapa tak mau?

Penulis/Foto: Riz / Johan
 

Editor : Editor

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa