Saya kalau pilih mobil pasti karena performa mesin. Model urusan nomor dua!
Jakarta - Mr. F adalah seorang true speed freak! Di rumahnya ia pernah memiliki Mercedes-Benz E63 AMG dan A45 AMG, lalu BMW M4, kemudian ia jatuh hati ke Abarth 500 ini.
Namun rupanya kali ini Mr. F sedikit kecewa. “Performa Abarth ternyata kurang memenuhi keinginan,” ujarnya. Akhirnya ia menjadikan mobil ini koleksi di garasinya. Namun tak berapa lama, ia malah memutuskan untuk memodifikasi.
Lho kok? “Iya, daripada didiamkan saja di garasi,” tuturnya lagi. Tapi bedanya, kali ini aliran yang diambil fashion yang lebih mengutamakan penampilan. “Sekali ini ganti aliran, penasaran jadinya seperti apa, hehehe,” kekehnya.
Tidak mau setengah-setengah, maunya pelek dengan diameter paling besar yang bisa dipasang di Abarth.
Setelah itu giliran suspensi. “Saya enggak mau repot, langsung pasang air suspension saja,” sebut ayah dua anak ini.
Nah, masalah baru pun timbul ketika air sus Abarth 500 ini diturunkan habis.
Oh iya, Mr. F juga mengganti rem standarnya dengan big brake kit Willwood Dyno Pro 6 piston. Untuk mesin ia menambahkan modul pedal gas Madness Go Pedal agar lebih responsif, lalu ia juga memasang piggyback Madness Power Pack untuk meningkatkan power mesinnya. Teteup yaaa… • (otomotifnet.com)
Plus:
- Abarth pertama yang pakai air suspension
Minus:
- Belum menyentuh bagian audio
Data Modifikasi Abarth 500 :
Air sus Universal Air 4 titik, tabung kompresor ViAir, velg Volk Rays TE37 19x8,5 inci, ban Yokohama Parada 215/35ZR19, BBK Willwood Dyno Pro 6 piston, GT wing Cavallino, air filter BMC, modul pedal gas Madness Go Pedal, piggyback Madness Power Pack
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR