Seperti Rizky Baskoro, ketua Toyota Soluna Vios Club yang berniat mengaplikasi kopling Toyota Altis pada Toyota Limo andalannnya. “Biar lebih menggigit,” imbuh Rizky sekelar meng-upgrade mesinnya.
Hal ini diamini Apre, panggilan karib Imam Choiri, tuner AP Speed di Cipinang, Jaktim. “Kopling Toyota Altis itu punya pressure plate lebih keras dibanding Vios,” ungkapnya. Uniknya, urusan dimensi tidak beda jauh.
Memang diakui Apre, ia belum pernah mengukur pasti perbedaan ukuran keduanya. “Tetapi semua sama persis, misalnya input shaft girboks sama,” lanjutnya. Juga posisi baut di flywheel juga tinggal ngeplak saja.
Lebih unik lagi, ternyata mobil-mobil Toyota punya desain kopling mirip-mirip. Sehingga kopling ini bisa dipakai buat berbagai desain transmisi. Sebagai contoh, Vios dengan girboks standar dengan mesin tuning ringan harian, kopling Altis bisa mengatasi gejala selip. “Salah satu trik tidak pasang komponen kompetisi dan tetap pakai spare part orisinal,” sambung Apre. Pun demikian dengan mobil Rizky yang sudah pakai girboks Starlet GT 4E-FTE.
Jadi, selain buat Vios, kopling Altis ini bisa nempel pas pada Toyota Soluna, Toyota Corolla (1.600 dan 1.800 cc) sampai Starlet 1.300 cc. Bahkan dekrup bisa akur juga dengan flywheel Kijang. “Cuma as input-nya berbeda, jadi harus pakai kampas kopling Kijang,” tambah Apre.
Karena aslinya dipakai di Altis yang berkapasitas 1.800 cc, kekuatannya pasti lebih besar. Nah, kalau dpakai dengan normal pada mesin standar, bukan tidak mungkin usianya lebih panjang.
Uniknya, harga kopling set Altis sama dengan Vios. “Kopling set Altis dan Vios Rp 950 ribu karena sudah buatan lokal. Punya Yaris malah lebih mahal,” ujar Agung, pemilik gerai onderdil Putra Agung Motor di Pasar Palmerah, Jakbar.
Bagus dan awet, tentu mencerminkan pilihan cerdas. Bukan begitu? (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR