Kawasaki di Indonesia malah sudah lebih dulu konsisten pada sepeda motor berkapasitas mesin 250 cc ke atas miliknya. Begitu juga dengan Piaggio yang juga menawarkan model dengan teknologi ramah lingkungan ini.
Soal kenapa harus beralih ke injeksi pernah dibahas pada sebuah artikel beberapa waktu yang lalu (klik di sini ). Intinya, dengan injeksi semprotan bahan bakar dibuat seefisien mungkin sesuai kebutuhan mesin.
Karena semua dikontrol secara elektronik dan mendekati sempurna maka emisinya bisa ditekan sesuai standarisasi Euro 3. Campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar secara otomatis diatur agar selalu memiliki air fuel ratio (AFR) ideal.
Meski kondisi dingin, panas, putaran tinggi atau putaran rendah settingan AFR akan berubah secara dinamis. Sedang pada karburator yang settinganya statis tidak demikian, ada kalanya kondisi AFR menjadi terlalu kaya atau terlalu miskin yang menyebabkan emisi jadi kurang buruk.
Karena semua dikontrol secara elektronik pula lah, injeksi jadi free maintenance. "Performa injeksi itu sudah 90 persen mendekati sempurna, jadi sudah tidak perlu dioprek. Injeksi itu free maintenance, benefitnya performa lebih baik dan efisiensi bahan bakar," beber Freddyanto Basuki, Marketing & Advertising Department Head PT Kawasaki Motor Indonesia.
Nah, soal free maintenance inilah yang masih kurang dipahami sebagian pengguna sepeda motor. Masih banyak yang beranggapan injeksi lebih ribet soal perawatan.
"Justru tidak ribet sama sekali. Malah hampir tidak perlu ada yang di otak-atik saat melakukan perawatan berkala," jelas Endro Sutarno, Technical Service Training Instructor PT Astra Honda Motor (AHM).
Tidak perlu sering dibongkar pasang dan disetting ulang. Fenomena yang sama terjadi ketika peralihan dari platina ke perangkat pengapian CDI. Banyak yang bilang CDI ribet, tapi justru memudahkan karena tidak perlu disetting ulang secara berkala untuk mendapatkan performa terbaiknya.
"Injeksi juga memudahkan mekanik. Bila tidak ada trouble, pengecekan berkalanya sangat simpel, pekerjaan mekanik pun jadi lebih ringan," ungkap Ferdiyan Eka Surya, Aftersales Service and Sparepart Manager PT Piaggio Indonesia (PI).
Kerusakan pada sistem injeksi juga mudah diketahui oleh pemilik sepeda motor yang tidak paham mesin sekalipun. Pada sistem injeksi sudah dilengkapi dengan self diagnostic. Ada lampu yang akan menyala memberitahukan kondisi injeksi.
Selain itu, untuk memudahkan mekanik bekerja tiap pabrikan juga memiliki diagnostic tools untuk melihat kinerja injeksi secara lebih mendalam. Kawasaki misalnya punya Kawasaki Diagnosis System (KDS), Honda ada Honda Injection Diagnosis System (HiDS), Piaggio hingga Yamaha juga sudah siap dengan alat yang sama. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR