Salah satu komponen yang menjaga kondisi ini adalah O2 sensor di knalpot. Dari gas buang terbaca, apakah pembakaran terlalu kaya bahan bakar atau miskin. Kemudian sensor ini mengirim pesan ke ECU untuk menambah atau mengurangi pasokan bahan bakar.
Misalnya saat kondisi lingkungan panas dan kering, maka secara otomatis injektor akan menyemprotkan lebih banyak bahan bakar. Dan sebaliknya, ketika melaju di pegunungan yang dingin, suplai bahan bakar dikurangi.
Contoh sistem injeksi ini ada pada Honda CBR 250R dan hampir semua motor besar yang ada di pasaran. Sedang pada sistem injeksi tipe open loop seperti di Yamaha V-Ixion atau Honda Supra X 125 injeksi, semprotan bahan bakarnya akan fix. Kondisi lingkungan yang lembab atau panas tidak dihiraukan.
Meski lebih canggih, tapi sistem close loop kadang merepotkan ketika hendak memasang piggyback. Meski mapping pasokan bahan bakar sudah ditambah lewat piggyback, tapi akan dikembalikan ke kondisi semula.
"Solusinya soket O2 sensornya harus dilepas," ungkap Asep Supriyadi, mekanik Ngayun Motorsport yang memasang piggyback Juice Box pada KLX 250S. Hal serupa diakui Brahmantio, manager Sportisi Motorsport (SM).
"Memang sebaiknya dilepas. Kalau tidak settingan jadi lebih kaya," beber Brahmantio yang selalu menggunakan dynamomeer untuk melakukan remapping piggyback. "Saat close loop bekerja, AFR selalu 13,6 : 1," lanjutnya.
Jadi, mau enggak mau harus di-non aktifkan deh.. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR