Terlebih saat ini banyak calon pemudik yang secara tidak sadar mengabaikan aspek ini yang terkesan sepele. Tercatat dari beberapa tahun terakhir, kasus anak meninggal dan sakit saat mudik kian meningkat. Faktornya terdiri dari dua aspek. Yaitu, kesiapan dalam berangkat dan kecelakaan.
Karakter Anak
Dari beberapa kasus inilah, baiknya para calon pemudik menyadari dan memahami dengan hal yang tidak terpikirkan. Walau terkesan sepele, namun akan berakibat fatal buat si buah hati yang kita sayangi.
“Penting yang harus diperhatikan untuk persiapan mudik dengan si buah hati adalah, kenali sifat dan karakter anak. Kemudian kenali juga penyakit bawaan atau kambuhan yang sering diderita oleh si anak. Setelah itu, persiapan obat-obatan yang wajib dibawa sesuai dengan kebiasaan sakit si kecil,” tutur Dr Emma Nurhema. Sp.A, yang bertugas di RS. Persahabatan dan juga buka praktik di Klinik Apotik Prama Medika, Pondok Bambu, Jaktim.
Biasanya, persiapan sebelum berangkat juga harus disesuaikan dengan rentan usia si buah hati. Antara balita dan anak di bawah usia 10 tahun. Karena bisa dibilang persiapan anak di bawah lima tahun harus lebih detail. Selain itu, harus disesuaikan juga kendaraan dan perjalanan apa yang akan dipakai untuk mudik. Seperti, jalan darat, laut, dan udara. Sedang kendaraan yang dipakai umum atau pribadi. Seperti motor, mobil, bus, kereta, kapal laut atau pesawat.
“Dari keseluruhan itu, barulah ditentukan apa yang harus dipersiapkan oleh sang ayah dan ibu demi kenyamanan dan keselamatan sang anak,” tambahnya. Seperti, obat-obatan, mainan, kantong muntah, makanan dan minuman ringan, bantal dan selimut, tissue basah dan kering, baju ganti, ASI yang cukup jika masih menyusui.
Selain itu, disarankan mudik ketika kesehatan anak dalam kondisi prima. Dan berangkat di saat jam tidur anak-anak. Misalnya malam hari, atau saat jam anak-anak tidur siang. Agar selama perjalanan mereka bisa istirahat.Efeknya juga bisa mempengaruhi pengemudi. Kalau anak rewel tentu akan tambah bikin pusing saat berkendara.
Jangan lupa sempatkan untuk berhenti. Bagi anak di bawah satu tahun yang masih mengkonsumsi ASI, harus pandai-pandai membaca gelagat anak saat lapar. Karena usia anak dibawah satu tahun sangat rentan lapar dan masuk angin. Selain itu dengan beristirahat juga bisa membuat pengemudi memulihkan kondisi badan yang sudah mulai lelah. "Untuk perjalanan jauh idealnya istirahat setiap 2-3 jam," ungkap Momon S Maderoni dari Indonesia SmartDrive Vehicle Management Consulting, Jakarta.
Penting diperhatikan saat tiba di kampung halaman. Biasanya intensitas kunjungan ke rumah saudara atau mengunjungi tempat wisata didaerah sangat padat. Hal ini dapat menimbulkan daya tahan tubuh anak menjadi menurun sehingga mudah sakit. Ditambah lagi harus menempuh perjalanan pulang nantinya.
Bila permasalahan selama mudik lebaran dipahami dengan baik dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan anak, maka risiko untuk terjadinya gangguan kesehatan akan dapat diminimalkan. “Alhasil hari lebaran dilalui anak dan keluarga kita dalam keadaan sehat dan rasa syukur,” tutup Emma. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR