"Sebenarnya bukan cuma soal berapa harga mobil tersebut, tapi ada sisi psikologis yang kami rasakan. Karena pada awalnya sangat percaya pada nama besar Grup Astra, tapi kok malah kekecewaan yang kami dapatkan," ujar Eko Pujianto, salah satu pemilik Toyota Rush lansiran tahun 2011.
Kerugian immateril yang dimaksudkan Eko, lebih kepada kekhawatiran saat menggunakan mobil, karena takut masalah yang sama terus menerus terjadi ketika sedang dikendarai. "Sementara itu mobilnya baru, saya seperti orang bodoh yang baru bisa menyetir jadinya," tutup Eko.
Belum lagi, tambahnya, saat ia harus membuang-buang waktunya untuk membawa kendaraannya periksa ke bengkel resmi yang sampai berkali-kali, itupun dengan penyebab pasti permasalahan yang tak kunjung ditemukan, sehingga ujung-ujungnya, kecemasan juga yang dirasakan.
Pun begitu apa yang dirasakan Hendra di Bali dengan permasalahan pada Daihatsu Teriosnya. Bayangkan saja, mobil yang baru dibelinya gress dari dealer, harus rela di bongkar pasang, hanya untuk mencari sumber masalah yang juga masih belum ketemu.
Sehingga, Eko maupun Hendra mengaku jadi tidak merasakan bagaimana enaknya naik mobil baru seperti yang seharusnya dirasakan oleh pembeli produk baru.
"Lalu siapa yang mengganti kerugian immateriil saya?" tanya Eko. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR