"Baru sekitar dua harian saya pakai, kalau pas masuk gigi 3 dan RPM mesin turun di sekitar 2000-an, dan kecepatan 30 km/jam, gejala nyendat tersebut terasa," ujar Hendra ketika dihubungi OTOMOTIFNET.com.
Setelah dibawa ke bengkel resmi Daihatsu, pihak bengkel awalnya menyarankan mesti disetel businya dengan gap 1,1 mm, padahal standar pabrikannya 0.09 mm. Di lain kesempatan, sambung Hendra, pihak bengkel merekomendasikan ganti kopling "Mobil baru kok ganti kopling?," seru Hendra.
Sampai kemudian di ganti ECU-nya, ternyata juga tidak menyelesaikan masalah. Malah dirinya merasa tarikan mobilnya menjadi lebih lemot, sehingga Hendra memilih untuk memasang kembali ECU mobilnya yang semula.
Dijabarkan Hendra lebih jauh, ternyata tidak hanya Daihatsu Terios saja yang mengalami masalah tersebut. Kembarannya, Toyota Rush juga mengalami masalah yang sama. Hanya saja, dengan mengganti salah satu sensor udara, masalah tersebut hilang.
Sampai sekarang, Hendra mengaku belum mendapatkan penyelesaian terkait dengan masalah di mobilnya tersebut. Ia masih menunggu penanganan yang akan dilakukan dealer resmi Daihatsu di kawasan terdekat dari tempat tinggalnya saat ini. (mobil.otomotifnet.com)
| Editor | : | billy |
KOMENTAR