OTOMOTIFNET - Skutik, peminatnya bukan hanya di daerah perkotaan. Penduduk di sekitar kawasan dataran tinggi seperti Puncak, Bogor juga banyak yang ingin naik motor dengan praktis alias enggak perlu oper gigi. Hal senada juga terjadi pada warga pesisir Pantai Utara (Pantura) pulau Jawa.
Namun dengan kondisi jalanan yang banyak menanjak seperti di Puncak atau model trek panjang (seperti jalanan di Pantura atau jalanan di kampung halaman lain), kondisi standar skutik ada yang mengeluhkan. “Biasanya konsumen curhat soal motor yang kurang responsif saat melibas tanjakan atau napas cepet habis di trek panjang,†terang Yogi Subur, mekanik bengkel Simbikers di Cinere, Depok.
| Gbr 1 |
Gbr 2 | Gbr 3 |
Nah agar performanya tetap terjaga, skutik keluaran pabrik mesti ‘dijampi-jampi’! Eh, maksudnya mesti disesuaikan. Buat yang setiap hari melipir (baca: lewat) di jalan dengan kontur menanjak, maka putaran mesin bawahnya perlu dibikin responsif. Selain itu, biar skutik Anda ini (khususnya yang diangkut dari Jakarta untuk dipakai di kampung halaman) bisa diajak gaul di trek yang lebih bervariasi atau ekstrem saat di hari Raya. Caranya, memperingan bobot roller bawaan pabrik (gbr.1).
“Jangan terlalu banyak, lebih ringannya cukup 1-2 gram. Misal Yamaha Mio yang roller standarnya 10 gram, maka dibuat 8-9 gram. Aplikasi roller bisa rata satu ukuran atau selang-seling (7 & 8 gram). Untuk aplikasi yang ke-2, tujuannya agar bawah atasnya tetap bertenaga,†ujar mekanik yang akrab Subur ini. Cuma ya itu, konsekuensinya vibrasi terasa lebih besar.
Tak hanya roller yang diutak-utik, bagian per CVT juga perlu dibuat lebih keras (gbr.2). Bila pakainya yang aftermarket, bisa aplikasi ukuran 1.500 rpm. Kalau maunya yang orisinal, bisa pakai per CVT bawaan Yamaha Nouvo. ÃÂÂÂni juga berlaku pada Honda BeAT,†tutur mekanik yang belajar mesin secara autodidak ini.
Langkah selanjutnya, untuk bikin putaran mesin di rpm bawah jadi lebih responsif adalah dengan atur ulang setelan kerenggangan klep (gbr.3). Di sini Subur mematok ukuran yang sama antara kerenggangan klep in dan out, yakni 1,0 mm pada feeler gauge (ukuran standar bawaan pabrik in 0,7 mm dan ex 0,8 mm). “Khusus buat klep in, 1,0 mm-nya agak longgar ya,†sarannya.
Bagaimana dengan trek panjang di kawasan Pantura? Roller agak dibikin lebih berat 1-2 gram. Tujuannya agar putaran mesin atasnya lebih jalan. Jadi nafasnya bisa lebih panjang.
Ubahan ini bisa berefek putaran mesin di rpm bawahnya jadi lelet. Tapi enggak usah kuatir, untuk mengantisipasinya bisa dengan ganti per CV yang lebih keras atau atur ulang kerenggangan klep. “Bagian tersebut dibikin jadi 0,7 mm, baik yang klep in maupun ex. Bisa juga ditambah dengan menaikkan 1 step ukuran pilot jet,†lanjut Subur.
Dengan sedikit ‘jampi-jampi’ pada setelan skutik standar pabrik, niscaya trek tanjakan maupun yang lempeng tak ada keluhan lagi. Skutik Anda pun tetap tangguh, kan?
Simbikers : 0856-91399342
Penulis/Foto: Oct / Octa, Johan, Atenx
Editor | : | Editor |
KOMENTAR