Dengan teknologi baru bernama Digitech-R dan DFI (Digital Fuel Injection) Logic, diklaim semakin efisien, tangguh dan responsif
Jakarta - Bulan Mei lalu PT TVS Motor Company Indonesia meluncurkan TVS Dazz yang telah mengusung teknologi pengabut bahan bakar injeksi ala TVS bernama Digitech-R dan DFI Logic. Namun sayang baru sekarang unitnya dikirim untuk dites, lama ya?
Enggak masalah, daripada tidak sama sekali. Terus terang penasaran dengan performa dan konsumsi bensinnya, yang kabarnya jauh lebih baik dari versi karbunya. Benarkah? Untuk mengetahuinya, langsung deh motor yang dibanderol dengan harga 12,6 juta OTR Jakarta ini “disiksa”! bagaimana hasilnya?
Simak langsung. Oh ya, Dazz DFI ini dipasarkan dalam empat pilihan warna, yaitu Aggresive Orange, Passion Pink, Flying Blue, dan Candy Pink. • (otomotinet.com)
Desain
Tidak banyak perubahan desain dibanding versi karburator yang telah dulu diluncurkan. Perbedaan hanya pada emblem DFI Logic, digitech-R fuel injection pada beberapa bagian body. Selebihnya hanya pada pilihan warna sehingga tampak lebih centil.
Fitur & Teknologi
Dengan teknologi baru bernama Digitech-R dan DFI (Digital Fuel Injection) Logic yang diterapkan pada motor ini, TVS Dazz DFI diklaim semakin efisien, tangguh dan responsif. Jika dilihat di leher knalpotnya sudah ada sensor O2, artinya injeksinya sudah tipe close loop sehingga emisi lebih terkontrol.
AHO sudah jadi kelengkapan standar seperti motor Dazz karbu, sehingga lampu akan terus menyala mulai dari starter awal motor menyala. Bedanya dengan AHO merek lain, TVS tetap menyematkan saklar on/off. Saat off yang menyala hanya lampu utama, jika on lampu kota baru aktif.
Salah satu fitur unggulan Dazz seperti di versi karburator adalah charger handphone yang terletak di bawah setang kiri, sehingga pengendara tidak perlu khawatir kehabisan baterai ketika perjalanan jauh, tinggal bawa mobile charger saja.
Ada juga tuas pengunci rem belakang, yang sangat berfungsi ketika berada di parkiran miring atau ketika sedang di tanjakan. Fitur pengaman lainnya adanya secure key shutter. Rem depan pakai kaliper 2 piston serta pemakaian cakram berdiameter 200 mm, performanya sangat mantap, nyaman dan pakem.
Ketika melakukan pengereman mendadak, tidak perlu khawatir bablas. Berbanding terbalik dengan rem belakang yang teromol, kurang pakem! Fitur berikutnya sudah dibekali ban tubeless, sehingga tidak perlu khawatir bocor di jalan, karena tidak langsung kempis.
Power output untuk charging hp menjadi fitur andalan skutik ini
Memiliki 2 pengait sebagai gantungan untuk membawa barang
Tangki besar berkapasitas 5,1 liter
Kaliper 2 piston di roda depan, sangat mencengkeram
Hati-hati saat membuka standar samping, bisa tersangkut di kick starter
Pemakaian kulit jok dua motif, mirip modifikasi
Riding Position & Handling
Dengan tinggi rider 168 cm, naik Dazz DFI terasa masih nyaman, dengkul masih bisa nekuk santai, kaki pun dapat menapak dengan sempurna ke aspal. Namun dek injakan kaki sangat sempit, dengan ukuran sepatu 42 sudah tidak dapat bergerak. Membuat pegal karena tak ada ruang gerak.
Joknya yang tebal bikin betah rider dan boncenger untuk berjalan jauh, tidak bikin pantat cepat panas, desain kulit joknya juga keren. Dengan berat yang hanya 93 kg, Dazz DFI ini sangat lincah diajak bermanuver di kemacetan Jakarta dan sekitarnya. Karakter suspensinya juga nyaman untuk melewati garis kejut dan jalan berkontur bergelombang, nyaman untuk perjalanan jauh.
Performa
Mesin berkapasitas 109,65 cc SOHC 2 klep dengan pengabutan injeksi diklaim mempunyai tenaga sebesar 8,7 dk pada 7.500 rpm serta torsi 8,7 Nm pada 5.500 rpm. Saat awal membuka gas power terasa smooth, cocok nih untuk pengendara wanita.
Namun ketika menginjak putaran tengah mesin terasa lebih responsif sesuai dengan karakter overbore, yaitu bore 53,5 mm dan stroke 48,8 mm. Asyiknya mesin ini terbilang sangat halus, tak terasa ada getaran baik di setang maupun jok.
Konsumsi Bensin
Dipakai harian alias daily riding oleh tester berbobot 57 kg, Dazz dipakai mengarungi berbagai kondisi jalanan Jakarta siang dan malam. Menggunakan bensin beroktan 92 dan metode full to full, pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali kemudian diambil rata-rata. Hasilnya tiap 1 liter bisa untuk menempuh jarak 43,4 km, cukup irit tuh, seimbang dengan kompetitor yang mayoritas skutik dari Jepang.
Data Tes
0–60 km/j: 6,8 detik
0–80 km/j: 13,1 detik
0-100 km/j: -
0-100 m: 8,7 detik (@66,8 km/j)
0-201 m: 13,7 detik (@77,8 km/j)
0-402 m: 22,3 detik (@87,1 km/j)
Top speed spidometer: 100 km/j
Top speed Racelogic: 97,4 km/h
Konsumsi bensin: 43,4 km/lt
DATA SPESIFIKASI
Tipe mesin: 4 langkah, SOHC, pendingin udara
Bore x Stroke: 53,5 x 48,8 mm
Kapasitas mesin: 109,65 cc
Daya maksimum: 8,7 dk @7.500 rpm
Torsi maksimum: 8,7 Nm @5.500 rpm
Sistem bahan bakar: Digital fuel injection (DFI)
P x L x T: 1.875 x 670 x 1.050 mm
Jarak sumbu roda: 1.240 mm
Jarak ke tanah: 115 mm
Berat: 93 kg
Kapasitas tangki: 5,1 liter.
Starter: Electric dan Kickstarter
Aki: 12V 3.5 Ah
Tipe busi: UR4KC
Ban depan: 80/90-14 M/C 40 P tubeless
Ban belakang: 90/80-14 M/C 43P tubeless
Rem depan: cakram 200 mm
Rem belakang : Teromol 130 mm
Suspensi depan: Telescopic
Suspensi belakang: Single
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR