Karena janji adalah utang, akhirnya pada edisi ini bisa terbayarkan. Test ride lengkap motor ini kami suguhkan!
Jakarta - Sebelumnya OTOMOTIF mengulas first ride Honda NM4 Vultus dan berjanji akan melanjutkan ulasannya dengan test ride. Karena janji adalah utang, kendati berselang lama karena mendapat unit tesnya susah, akhirnya pada edisi ini utang itu terbayarkan. Sebagai motor dengan genre touring, paling cocok kalau NM4 Vultus diajak melibas jalur keluar kota.
Kali ini menuju Puncak, Bogor lewat Sentul City dan Bukit Pelangi. Tentu saja melibas jalanan dalam kota juga sempat dirasakan, bahkan juga di sirkuit Sentul kecil. Bagaimana sensasinya mengendarai motor yang dijual Rp 435 juta OTR Jakarta ini? Berikut hasilnya, lengkap dengan data akselerasi dan konsumsi bensin. (otomotifnet.com)
Bagasi kecil ada di kedua sisi windshield
DESAIN
Tampangnya sangat futuristik, dengan garis bodi serba tajam. Dengan berbalut warna hitam membuatnya makin terlihat sangar. Uniknya saat melintas pelan dan dilihat anak kecil, mereka langsung teriak, "Wuih motornya Batman." Tester OTOMOTIF hanya tersenyum kecil di balik helmnya.
FITUR & TEKNOLOGI
Sesuai trend terkini, seluruh lampu di NM4 menggunakan LED, pancaran lampu utamanya putih dan terbilang terang. Panel instrument juga LED, bisa berubah warna sesuai mode berkendara, putih netral, biru matik D, merah manual dan pink keunguan untuk matik sport.
Untuk membawa barang ada boks di depan, tepatnya di samping windshield. Yang kanan membukanya tinggal pencet tombol di samping, sayang volumenya kecil, hanya muat botol minum. Sedang yang kiri lebih sempit lagi dan membukanya harus pakai kunci, karena ada power outlet untuk ngecas HP.
Panel instrument bisa berubah warna tergantung mode berkendara
Ada rem parkir, sangat berguna untuk motor berbobot 245 kg
Sebagai penunjang jalan jauh, jok lebar dan empuk memberikan kenyamanan tersendiri, apalagi jok penumpang bisa dilipat jadi sandaran dengan 3 pilihan sudut, juga bisa dimaju-mundurkan 74 mm. Pijakan kaki yang lebar, panjang dan bisa dilipat, makanya dinamakan foot board juga bikin nyaman, namun saat rebah gampang menggasak aspal.
Sayang tuas remnya ketinggian, agak susah diraih kaki. Teknologi unggulan yang disematkan pada NM4 tentu saja adanya dual clutch transmission (DCT). Sesuai namanya, DCT merupakan transmisi dengan 2 kopling, tiap kopling mengatur gigi ganjil dan genap. Kinerjanya dibantu tekanan oli dari pompa khusus dan diatur power control module (PCM).
Cara kerjanya sederhana, ketika mesin hidup kopling ganjil sudah siap, dan ketika masuk gigi 1 maka kopling satunya sudah menyiapkan untuk gigi 2, demikian seterusnya. Untuk pemindahan gigi jika aslinya pakai tuas diinjak kaki, di DCT digantikan dinamo yang direduksi putarannya, makanya masih ada suara 'ceklak.'
Pemilihan mode dan menaik-turunkan gigi digantikan dengan tombol di setang. Dari netral ke D atau S pakai tombol di atas starter, sedang memindahkan dari A/T ke M/T pakai tombol di depannya. Sementara untuk naik-turun gigi saat pakai mode M/T tombolnya ada di setang kiri.
Dari bagian mesin, NM4 menggunakan crankshaft 270 derajat, sehingga pembakaran terjadi saling susul seperti karakternya jadi mirip V-Twin. Ditambah juga dengan profil kem berbeda, silinder kiri punya overlap lebih tinggi. Agar getaran tak terlalu besar, kruk as dibekali 2 balancer di depan dan belakang.
Hasilnya ada getaran namun halus yang terasa sejak putaran rendah, mirip mesin V. Dari sisi pengereman, NM4 dibekali ABS. Sayang rem depan hanya single disc dan kaliper 2 piston. Terasa kedodoran dalam meredam tenaga besar dan bobotnya yang berat.
Jok belakang bisa dijadikan sandaran, nyaman banget
RIDING POSITION & HANDLING
Sebagai motor touring, posisinya duduknya sangat nyaman. Kombinasi dari jok rendah, hanya 650 mm dari tanah, setang dengan raiser tinggi sehingga setang mendekat ke badan dan footstep di depan. Makin nikmat kala badan bersandar ke jok belakang yang ditegakkan. Jakarta-Puncak enggak lelah! Yang pegal hanya pergelangan tangan kanan, karena gasnya berat.
Bobot 245 kg dan wheelbase panjang (1.645 mm) sangat berpengaruh pada pengendalian. Berbelok harus memainkan badan dan enggak lincah di dalam kota. Apalagi bodinya terbilang lebar, terutama bodi depan yang menyatu dengan spion. Belum lagi sokbreker depan sudutnya selonjor (33 derajat), NM4 ini lebih nikmat dipakai melewati jalan lurus dan panjang.
Kekurangannya untuk jalan sendirian redaman suspensi belakang NM4 terasa agak keras, guncangan sangat terasa. Tapi kalau berboncengan jadi pas. Sedang penggunaan ban lebar 200/50-17 membuat cengkeraman belakang terasa mantap.
PERFORMA
Karena minus tuas kopling dan persneling, naik NM4 ini jadi lebih simpel, namun asyiknya sensasi berkendara tetap bisa seperti layaknya motor manual. Setelah mesin hidup, menjalankan cukup tekan tombol dari N ke D, diikuti keluar huruf D kecil dan angka 1 di spidometer.
Pada mode ini PCM mengatur cepat ke gigi tinggi, sehingga rpm selalu rendah agar konsumsi bensin efisien. Cocok untuk jalan di dalam kota. Karena dual clutch, perpindahan sangat halus, bisa dibilang tak terasa. Hanya terlihat rpm turun dan angka posisi gigi di spidometer berubah.
Sedang jika pindah ke mode S, maka PCM akan mengondisikan mesin selalu dalam putaran dengan torsi maksimal, di kisaran 3.500 rpm. Pas untuk perjalanan luar kota atau yang agresif. Asyiknya, walaupun pada posisi A/T, PCM akan selalu membaca bukaan gas maupun kecepatan.
Seperti saat di turunan atau jelang belokan, otomatis gigi diturunkan sehingga ada engine brake. Resiko nyelonong layaknya transmisi CVT jadi tak ada. Dan ketika mendadak akan menyalip atau butuh akselerasi cepat, turunkan saja gigi dengan memencet tombol minus.
Mau repot main gigi? Pindahkan saja ke M/T. Pada posisi ini pengendara bebas memainkan gigi layaknya motor manual. Namun tetap canggih, jika kecepatan dirasa terlalu pelan, maka otomatis gigi juga akan turun.
Ini dua tombol pemindah mode berkendara
Pakai DCT, nyaman ala matik, responsif ala manual
Karakter performa mesin 2 silinder segaris yang dipakai mirip mobil, torsi besar sejak rpm rendah dan punya redline hanya di 6.500 rpm. Dengan konfigurasi overstroke (77 x 80 mm), kenaikan putaran mesin tergolong pelan. Meski begitu, akselerasinya tetap cepat. Tentu saja berkat DCT, karena tak ada jeda kala perpindahan gigi.
Misal kecepatan 100 km/jam diraih hanya dalam waktu 5,8 detik. Lalu jarak 201 meter cuma 9,2 detik. Menariknya berdasarkan hasil pengukuran, pakai mode S maupun manual, ternyata catatan waktunya sangat identik.
"Yang penting kala main manual pindah giginya harus pas, pencet sebelum redline," terang Tester OTOMOTIF. Maka dari itu, mode M/T malah akan jarang dipakai, karena pakai mode S pun sudah secepat manual malah lebih simpel, karena tinggal gas dan rem saja.
KONSUMSI BENSIN
Digunakan berkendara di dalam kota Jakarta dan ke Puncak oleh tester berpostur 173 cm 64 kg. Motor dengan single throttle body ini mencatat konsumsi bensin rata-rata 23,3 km/lt. Tergolong irit untuk motor 750 cc dan bobot 245 kg.
DATA SPESIFIKASI:
P x L x T: 2.380 x 933 x 1.170 mm Wheelbase: 1.645 mm Ground Clearance: 130 mm Seat Height: 650 mm Curb Weight: 245 kg Caster Angle/Trail: 33/110 mm Fuel Capacity: 11,6 Liter Engine Type: Liquid-Cooled, 4-Stroke, 8-Valve, SOHC, Parallel 2-Cylinder Displacement: 745 cc Carburation: PGM-FI Bore x Stroke: 77 mm x 80 mm Transmission Type: 6-Speed Dual Clutch Transmission [DCT] Compression Ratio: 10,7 : 1 Maximum Power: 54 dk/6.250 rpm Maximum Torque: 68 Nm/4.750 rpm Starter Type: Electric Starter Oil Capacity: 3,9 Liter Clutch Type: Wet Multiplate Hydraulic 2-Clutch Frame Type: Diamond, Steel Pipe Suspensi depan: 43 mm telescopic fork, travel 125 mm Suspensi belakang: Monoshock Damper, Pro-Link Swingarm, travel 100 mm Rem depan: 320 mm Single Wavy Hydraulic Disc with Two Piston Caliper and Sintered Metal Pads Rem belakang: 240 mm Single Wavy Hydraulic Disc with Single-Piston Caliper and Resin Mold Pads Ban depan: 120/70-ZR18M/C Ban belakang: 200/50-ZR17M/C Battery Capacity: 12 V/11,2 AH Security: HISS [Honda Ignition Security System]
DATA TEST:
Mode A/T S
0-60 km/j 2,8 detik
0-80 km/j 4,1 detik
0-100 km/j 5,9 detik
0-100 m 6,1 detik (101,7 km/j)
0-201 m 9,2 detik (126,1 km/j)
0-402 m 14,5 detik (150,6 km/j)
Mode M/T
0-60 km/j 2,8 detik
0-80 km/j 4,1 detik
0-100 km/j 5,8 detik
0-100 m 6,1 detik (101,8 km/j)
0-201 m 9,3 detik (124,4 km/j)
0-402 m 14,5 detik (149 km/j)
Konsumsi bensin: 23,3 km/lt
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR