Meskipun mengalami pemangkasan fitur, tapi tetap enggak bisa dipungkiri Tiger 800 XR ini memiliki berbagai kelebihan
Jakarta - Setelah diluncurkan pertengahan Agustus silam, OTOMOTIF mendapatkan kesempatan untuk melakukan test ride Triumph Tiger 800 XR, yang merupakan seri terendah di antara keluarga Triumph Tiger. Tiger 800 XR ini mengalami banyak pemangkasan fitur penting seperti cruise control.
Suspensi depan adjustable pun turut dihilangkan, kemudian fuel average juga ditiadakan di versi ini. Dengan harga jual Rp 405 juta off the road, apakah Triumph Tiger 800 XR ini mampu bersaing dengan kompetitor yang harganya lebih murah dan lebih banyak fitur? Contohnya Kawasaki Versys 1000.
Meskipun mengalami pemangkasan fitur, tapi tetap enggak bisa dipungkiri Tiger 800 XR ini memiliki berbagai kelebihan. Biar tahu apa saja kelebihan dari Tiger 800XR ini, Tester OTOMOTIF mengajak kencan macan dari Inggris ini ke berbagai kondisi jalan, rutenya dari Jakarta menuju Puncak, mampir ke Gunung Pancar dan kembali ke Jakarta.
Mau tahu apa kelebihannya? Yuk dibaca terus guys! • (otomotifnet.com)
DESAIN
Memiliki desain khas dual purpose yang berpostur tinggi dan kekar. Di depan tampak dibekali windshield bening yang kuat menahan angin. Geser ke bawah terdapat lampu model dual lengkap dengan daytime running light (DRL) di bagian tengah, yang menyala ketika kunci on.
Beralih ke belakang, frame teralisnya menonjolkan kesan garang dengan dua pegangan yang cukup besar untuk boncenger. Di bagian paling bawah terdapat skidplate untuk pengaman pipa knalpot dan mesin, dari benda-benda yang berpotensi merusak saat turing atau adventure.
FITUR & TEKNOLOGI
Melongok ke spidometer semua informasi terpampang di sini, mulai dari penyetingan traction control, ABS, jam, hingga menampilkan odometer service indicator dan temperature. Pengoperasian menggunakan tombol info (i) di setang kiri. Berhubung fuel average ditiadakan, saat jalan jauh susah untuk mengetahui pemakaian bahan bahar kuda besi kita.
Satu lagi fitur yang terbilang sangat bermanfaat saat pegal dan ingin tetap stabil di kecepatan rata-rata, cruise control juga lenyap di varian XR ini. Di setang kanan tinggal tombol electric starter dan engine cut off. Tapi di balik kekurangannya, ada kelebihan yang ditonjolkannya, seperti mobile charger yang tersembunyi di sebelah kunci kontak.
Satu lagi fitur unggulannya seperti kendaraan Eropa pada umumnya, Triumph juga menghadirkan parking light, yang berguna saat kendaraan sedang diparkir di pinggir jalan, untuk menyalakannya tinggal putar kunci ke posisi paling ujung setelah logo lock. Tetap safety deh!
Semua informasi terdapat di spidometer, dan sangat mudah dipahami melalui ikon yang muncul
Ada fitur keren, yaitu parking light khas kendaraan Eropa. Putar kunci satu step setelah lock, lampu otomatis nyala
Bingung baterai smartphone habis? Colok saja langsung USB charger
Windshieldnya sayang enggak bisa digeser, jadi rider dengan tinggi 180 cm angin langsung ke mata
Mau turing ke jalur ekstrem tenang, ada skidplate untuk pelindung bawah
RIDING POSITION & HANDLING
Tester OTOMOTIF yang punya postur tubuh 180 cm dengan berat 75 kg, mampu menapak sempurna kendati tinggi jok 821 mm, untuk rider dengan tinggi 170 cm jangan takut, masih bisa (menapakkan satu kaki). Jok tebalnya terbilang nyaman untuk jalan jauh, bahkan untuk riding nonstop selama 3 jam, makin nyaman karena tangki yang ramping enak dijepit kaki.
Setang fatbar lengkap dengan raiser membuat gaya riding jadi lebih gagah dan santai karena posisinya yang tinggi, sehingga berkendara lama tetap enjoy. Terbukti sampai kawasan Puncak, Bogor, dan kembali lagi ke Jakarta badan enggak terasa pegal, meskipun sempat menerabas kemacetan dan tikungan khas jalur Puncak – Jakarta via Parung.
Meskipun mempunyai wheelbase 1.520 mm, macan ini masih gampang untuk diajak selap-selip di jalanan yang sempit karena bodinya yang ramping. Perpaduan pelek ring 19 inci depan dan 17 inci belakang, sangat mendukung kala melibas jalur turing dengan berbagai macam kondisi, apalagi Triumph memodali ban Pireli Scorpion Trail dengan kembangan dual purpose yang terbilang lengket di medan on-road maupun semi off-road.
Suspensi macan Inggris ini dibekali dengan sok belakang buatan Showa, yang bisa disetel 8 klik kiri dan 8 klik ke kanan untuk hard atau soft. Upside down dengan diameter 43 mm punya jarak travel 180 mm, sehingga nyaman diajak ke jalur yang sedikit hancur, bantingan suspensi buatan Showa ini tetap terasa lembut.
Posisi riding nyaman karena tangki terbilang ramping dan jok empuknya
Knalpotnya nongol di bawah jok kanan, hawa panasnya terasa hingga paha bro
PERFORMA
Mesin inline 3 silindernya ini terbilang perkasa saat diajak jalan-jalan luar kota, sesuai dengan karakter mesin 3 silinder yang punya torsi berlimpah. Triumph Tiger ini mampu memuntahkan torsi 78,6 Nm pada 7.850 rpm, jadi untuk melewati tanjakan terjal enggak perlu buka gas terlalu dalam karena torsinya yang sudah besar sejak putaran rendah.
Sedang power puncak sebesar 94 dk di 9.250 rpm. Terbukti mesin berkapasitas 800 cc dengan bore x stroke 74,1 x 61,9 mm ini, mampu melibas jarak 402 m hanya memakan waktu 13,5 detik dengan kecepatan tercatat di Racelogic 178 km/j,mantab!
Menahan powernya yang bengis, bisa diatasi dengan penggunaan traction control, tinggal pindah posisi ke ‘on’ dalam kondisi berhenti dan tidak masuk gigi, maka power akan ditahan secara otomatis agar tidak ada gejala slip dari roda belakang.
KONSUMSI BENSIN
Berhubung motor 3 silinder dengan konstruksi DOHC 12 klep ini tidak memiliki fitur fuel average, mengharuskan melakukan pengetesan dengan cara full to full. Cara berkendara natural sesuai kondisi jalan dilalui oleh tester berbobot 75 kg, untuk pemakaian dalam kota mampu menyedot 5 liter di setiap 100 km yang artinya setiap 1 liter bisa menempuh 20 km.
Sedangkan untuk pemakaian bahan bakar untuk jalur luar kota yang beragam rintangan, seperti tanjakan turunan namun lebih konstan, bisa lebih irit sekitar 2-3 km/liternya, pemakaian 1 liter untuk luar kota mampu menembus 23 km menggunakan bahan bakar Pertamax dengan oktan 92.
DATA SPESIFIKASI:
P x L x T: 2.180 x 831 x 1.350 mm Tinggi jok: 821 mm Wheelbase: 1.520 mm Kapasitas tangki: 19 liter Berat is: 218 kg Frame: Tubular-steel frame teralis Swingarm: Aluminium Suspensi depan: Showa 43 mm upside down forks Suspensi belakang: Showa adjustable preload Rem depan: Twin 308 mm floating discs, Nissin 2piston sliding calipers, Switchable ABS Rem belakang: Single 255 mm disc, Nissin single piston sliding caliper, Switchable ABS Pelek depan: 2.50 x 19 inci Pelek: 4.25 x 17 inci Ban depan: 100/90-19 inci Ban belakang: 150/70-17 inci Tipe: 4 langkah Pendingin mesin: liquid-cooled Jumlah Katup (Klep): 12-valve, DOHC Jumlah silinder: inline-3 silinder Kapasitas: 800 cc Bore & stroke: 74,1 x 61,9 mm Pengapian: Electronic Fuel Injection (EFI) Kopling: Basah multiplate Percepatan: 6-speed
DATA TEST:
0-60 km/j: 2,9 detik
0-80 km/j: 3,9 detik
0-100 km/j: 4,9 detik
100 m: 5,9 detik (@127 km/j)
201 m: 8,5 detik (@161 km/j)
402 m: 13,5 detik (@178 km/j)
KONSUMSI BENSIN:
Dalam Kota : 20km/liter
Luar Kota : 23km/liter
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR