Jakarta - Melemahnya kondisi perekonomian global masih belum pulih tahun ini. Tidak terkecuali hal ini juga berpengaruh pada penjualan motor. Tahun ini, secara total, penurunan serapan pasar sudah menyentuh angka 20 persen. Kalau sudah begini, tentu saja berpengaruh pada penjualan big bike.
"Penjualan 2015 ini parah. Kita jualan hanya sekitar 20-an motor sampai saat ini. Jauh jika dibanding tahun sebelumnya," ujar Ade Hardiansyah, Brand Manager Ducati Pondok Indah, Jaksel. Ade tentu patut resah, karena motor buatan Italia itu sejatinya ditergatkan terjual sebanyak 4 unit tiap bulannya. Berarti dalam satu tahun target sekitar 48 unit. Masih cukup banyak tertinggal dibanding targetnya.
Kondisi serupa juga dialami oleh PT Mabua Motor Indonesia, atau lebih dikenal dengan Mabua Harley-Davidson . "Sangat lesu untuk tahun ini. Efek dari kebijakan 2014 belum selesai, sekarang masih ditambah kebijakan di 2015 ini. Jadi harga motor melambung tinggi. Agak pesimis untuk menatap tahun ini," sebut Djonie Rahmat, President Director PT Mabua Motor Indonesia.
Untuk 2015 ini, Mabua H-D sudah laku menjual tipe Street 500 sebanyak 300 unit. Kendaraan dengan harga Rp 235 juta (off the-road) tersebut memang tak mencapai target. Sedikit berbeda dengan Ducati dan H-D, pihak PT Astra Honda Motor (AHM) yang memiliki enam model big bike justru melihat 2015 ini dengan baik. Secara total mulai Juni sampai saat ini telah laku terjual 96 unit. "Kami melihat ini sebagai hal yang baik. Awareness masyarakat terhadap kehadiran big bike dari Honda pun sudah baik," ucap Ahmad Muhibbudin, Deputy Head of Corporate Communication AHM.
Kondisi ekonomi yang tak juga membaik ternyata tak membuat MV Agusta bingung. Sebab ternyata, penurunan terhadap motor tersebut tak terlalu signifikan walau tetap 2015 menjadi tahun yang sulit. "Pasar MV Agusta merupakan pencinta motor dengan seni yang tinggi. Sebab itu penurunan tidak terlalu banyak," ungkap Muhammad Yunus, Advisor MV Agusta Indonesia.
Menurutnya, sampai saat ini sudah laku terjual sebanyak 65 unit. Memang tidak mencapai target, tapi angkanya cukup baik.
Tahun Depan Masih Pesimis
Menghadapi 2016, beberapa pemain big bike tersebut juga masih pesimis. "Sampai saat ini, kita masih belum melihat akan ada perbaikan di 2016. Ini didasarkan pada kondisi ekonomi yang juga belum terlihat membaik. Mudah-mudahan dengan paket ekonomi pemerintah, bisa lekas membaik. Sehingga jualan juga bisa bergerak normal," sebut Djonie kembali.
Sejak terkena imbas pajak di 2015 dan untuk strategi di 2016, Mabua Harley-Davidson melakukan langkah efisiensi. Salah satunya dengan menutup salah satu dealer di kawasan Blok M, Jaksel, beberapa waktu lalu. Ditambah juga dengan fokus pelayanan pada aftersales service. Tapi bukan berarti tidak melakukan penjualan unit.
Sementara itu, untuk Ducati akan fokus pada program yang ada. Seperti menggelar trade-in dan mengeluarkan model baru. Sebab itu pihak Ducati bisa sedikit cerah berharap pada 2016. AHM juga melakukan hal serupa. Pabrikan ‘sayap tunggal’ ini akan terus melakukan awereness tentang big bike pada konsumen.
"Baik itu melalui produk yang sudah ada dan juga pelayana serta fasilitas untuk big bike," tambah Muhib, panggilannya Ahmad Muhibbudin. Sampai saat ini, belum ada yang menetapkan target penjualan di 2016. Sebab masih menunggu kondisi pasar sesungguhnya. Berharap terus pada kebijakan-kebijakan pemerintah untuk bisa kembali menggerakkan roda ekonomi supaya daya beli kembali meningkat. Semoga... • (otomotifnet.com)
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR