Isu global warming dan keselamatan tak terbarukan tak pernah lepas dari pabrikan kendaraan. Jelas saja, kendaraan pasti butuh bahan bakar yang biasanya pakai bahan dasar minyak bumi, belum lagi soal keselamatan di jalan
Jakarta - Nah, saat mengikuti rangkaian acara Nissan 360 di Yokohama, Jepang (29/12) lalu. Nissan memilih jalan untuk mengembangkan mobil listrik untuk mengurangi pemakaian bahan bakar minyak, sekaligus mengembangkan teknologi, supaya driver tak perlu lagi menyetir. Lah, terus ngapain dong di mobil?
Hihihi… Tenang dulu, namanya Nissan IDS Concept, prinsipnya mirip mobil pintar Google yang bisa jalan sendiri. Hanya saja, IDS Concept tetap bisa dikendalikan manual. Basic-nya saat ini pakai Leaf, mobil listrik yang sudah beredar lebih dari 192 ribu unit di seluruh dunia. Sebagai mobil listrik, Leaf punya kelebihan zero emission alias tanpa emisi gas buang. Namun agar lebih mumpuni, suplai listriknya mesti di-upgrade terlebih dahulu.
High Energy Density Battery
Misalkan saja nih, baterai berkapasitas 24 kWh yang selama ini terpasang, hanya bisa jalan sejauh 228 km. Sejak 2015 ini sudah diganti baterai 30 kWh yang bisa menempuh jarak 280 km. Tak hanya baterainya, sistem pengisian pun ditingkatkan. Kalau dulu untuk mengisi baterai 24 kWh hanya supaya bisa jalan 100 km butuh waktu nyaris 30 menit. Kini dipangkas cukup 15 menit, untuk menempuh jarak yang sama.
Itupun, kini Nissan sedang mengembangkan baterai terbaru berkapasitas 60 kWh. “Namanya High Energy Density Battery. Kalau pada baterai terdahulu hanya ada kandungan mangan dan nikel, pada baterai baru ditambahkan campuran baru antara kobalt dan grafit,” jelas Yoshio Shimoida, Deputy GM, EV & HEV Engineering Division Nissan. Namun, semakin besar baterai bukan berarti bakal lama untuk mengisi ulang listriknya. Harapannya, untuk mengisi ulang baterai ini hanya diperlukan waktu selama 30 menit.
IDS Concept
Kelar urusan baterai dan charger, sekarang giliran teknologi dulu yang disiapkan. Berangkat dari tingginya angka kecelakaan, yang 93%-nya disebabkan oleh pengemudi, makanya diciptakan IDS Concept, untuk mengurangi peran supir. Mobilnya memang belum jadi, namun IDS Concept direncanakan memiliki panjang 4.470 mm, lebar 1.880 mm dan tinggi 1.380 mm dengan wheelbase 2.800 mm. Desainnya sih mirip Leaf. Terdapat 2 opsi, yakni Piloted Drive Mode dan Manual Drive Mode. Kalau pada PDM, mobil benar-benar berjalan sendiri, sedang pada MDM, masih dibutuhkan peran supir.
Operating system-nya (OS) pakai Artificial Intelligent (AI) ciptaan Nissan. Jadi, IDS Concept harus bisa memikirkan, harus melakukan apa dan apa yang harus dikurangi, kalau misalnya melihat ada orang yang ingin menyeberang atau bahkan mungkin ada kecelakaan di depan.
Misal saat di persimpangan, komputernya akan menganalisa, ada berapa mobil di depan dan berapa kecepatannya, apakah ada orang atau bahkan hewan yang akan menyeberang jalan. “AI juga akan membaca tipikal pengemudinya saat di Manual Drive Mode, untuk belajar bagaimana ia harus berjalan, menyesuaikan dengan karakter pemiliknya,” papar Mitsunori Mirota, Design Director IDS Concpet. Bisa diajak ngobrol juga dong? • (otomotifnet.com)
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR