Denpasar - Honda Prospect Motor (HPM) terus mengkampanyekan kehadiran crossover tujuh penumpang pertama di Indonesia, Honda BR-V. Pemesanannya pun sejauh ini sudah mencapai 7.000 unit lebih dan sudah dikirimkan kepada konsumen sekitar 1.000 unit.
Namun, kalau yang ingin melakukan pemesanan saat ini, masa tunggu (inden) unitnya bisa mencapai paling lama pada Maret 2016 mendatang. "Tergantung tipenya juga, cuma Februari ini sudah bisa. Atau paling lama Maret konsumen sudah bisa mendapatkan BR-V," ujar Direktur Marketing dan Aftersales Service HPM, Jonfis Fandy.
Sekitar hampir dua bulan masa tunggu tersebut, bisa memicu tren overpricing terjadi, seperti mobil-mobil baru Honda sebelumnya, semisal Honda Mobilio dan Honda HR-V.
Overpricing tersebut terjadi karena banyak konsumen yang tidak sabar menunggu mobilnya datang, sehingga rela membayar 'uang lebih' pada dealer agar bisa segera mendapat mobil pesanannya.
"Kemungkinan overpricing selalu ada, kita enggak bisa cegah, karena konsumennya juga mau. Karenanya sekarang kita ada program "My Booking Status", sehingga konsumen yang sudah memesan bisa tau perkembangan perkembangan pembelian mobilnya," beber Jonfis.
Namun Honda akan berusaha mengoptimalkan produksinya agar bisa segera memenuhi permintaan konsumen Honda BR-V agar tidak terlalu lama menunggu. "Kita pastinya akan maksimalkan kapasitas pabrik, tapi tidak bisa langsung seratus persen, harus bertahap," kata Jonfis.
Pabrik Honda di Karawang, Jawa Barat dikatakan Jonfis, punya kapasitas produksi maksimal mencapai 200 ribu unit pertahun. Namun, maksimalisasi kapasitas pabrik tersebut dilakukan secara bertahap, dengan tahun lalu sudah mencapai 160 ribu unit dan tahun ini 180 ribu unit karena kehadiran Honda BR-V.
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR