Jakarta - Demi mendapatkan performa lebih baik, lebih nyaman dan efisien, TVS mendesain mesin baru untuk Apache RTR 200 4V. Setidaknya ada 5 teknologi Apache RTR 200 4V yang diunggulkan, seperti dipaparkan Pramod Kulkarni, Head – Engineering PT TVS Motor Company Indonesia di sirkuit Sentul Rabu lalu (20/1). Apa saja teknologi baru tersebut? Ada 5 teknologi yang diunggulkan, nah mari kita kupas satu-persatu. • (otomotifnet.com)
3C (Oil Cooled Combustion Chamber)
Guna mendinginkan ruang bakar, TVS enggak hanya mengandalkan embusan udara ke sirip silinder dan oil cooler, tapi juga dibikinkan saluran oli mengelilingi combustion chamber pada kepala silinder yang berkonstruksi SOHC 4 klep, “Efeknya ruang bakar jadi lebih dingin,” terang Kulkarni. Mirip saluran air di motor yang pakai radiator.
Yang berwarna paling gelap adalah oil jacket, oli yang sudah didinginkan oleh oil cooler langsung didistribusikan ke area paling panas di kepala silinder, salah satunya dekat lubang busi
Ram Assist Air Cooling Duct
Sesuai namanya, teknologi ini menangkap udara dari depan yang kemudian diarahkan untuk mendinginkan panas di seputaran busi. “Ram assist air ada di balik tangki sebelah kanan, udara masuk dari depan mendinginkan seputaran busi, sehingga mesin lebih dingin dan berkendara lebih nyaman,” lanjut pria asal India ini.
Sound Engineered Double Barrel Muffler
Keunikan Apache salah satunya di knalpot, dengan adanya 2 tabung yang bertumpuk. Efeknya suara makin bulat karena secara keseluruhan jalur jadi lebih panjang. Selain itu dibekali 2 katalitik, pertama di leher bawah mesin, kedua di tabung bawah. Dan knalpot dibikin dari bahan stainless steel, sehingga tahan karat.
Low Friction Nano FriKS Coated Piston
Piston yang digunakan Apache RTR 200 4V ini dibekali teknologi Nano FriKS, sebuah pelapisan dengan kombinasi nano partikel, binder, pelumas padat dan aditif. Partnernya dari Kolbenschmidt. “Kelebihannya piston jadi lebih minim gesekan,” mantap Kulkarni.
DFI Logic
Sistem injeksi yang dipakai seperti Dazz, DFI (Digital Fuel Injection) dari Bosch. Sensor yang digunakan sangat lengkap, sistem yang dipakai close loop dengan adanya sensor lambda di leher knalpot. Selain itu ada sensor TPS, intake pressure & temperatur sensor, engine temperatur sensor, dan speed sensor.
ECU dibekali microprosesor 16 bit. Sebagai penyemprot bensin, digunakan injektor dengan semprotan model dua semprotan bercabang, menyesuaikan desain ruang bakar yang 4 klep. Untuk pengatur stasioner ada IACV (idle air control valve).
“Throttle body pakai ukuran 33 mm,” terang Kulkarni. Agar performa lebih responsif serta nyaman dikendarai, Apache menggunakan intelligent 3D map yang berupa perubahan ignition timing dan air to fuel ratio yang tergantung dari putaran mesin, beban, suhu, dan posisi gigi.
Teknologi Pendukung
Selain 5 teknologi unggulan, dari sisi mesin juga mengalami berbagai evolusi dari Apache generasi sebelumnya. Pertama agar minim getaran mesin Apache 200 ini pakai balancer, dan biar lebih senyap gir balancernya dikasih per. Hasilnya mesin halus banget! Berikutnya telah menggunakan speed sensor yang ditanam di mesin, sehingga membacanya langsung di girboks. Tujuannya untuk meningkatkan daya tahan dibanding yang dipasang di roda.
Sementara dari kaki-kaki Apache dibekali suspensi dari KYB. Depan mengandalkan teleskopik 37 mm dengan double check valve bush, sedang belakang monosok dengan monotube floating piston (MFP). Hasilnya redaman empuk namun sangat stabil di kecepatan tinggi.
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR