PARIS - Kembalinya Renault menjadi kontestan F1 dengan status tim pabrikan menjadikan objektivitas tim lebih tinggi dari saat masih bernama Lotus F1. Terbukti dengan intensifikasi divisi teknik di mana Bob Bell ditunjuk menjadi Chief Technical Officer Renault F1.
Bob Bell mendapat mandat tugas menyeleraskan dan mengintegrasikan performa sasis (RS16) yang jadi tanggung jawab Nick Chester dan mesin (RE16) yang jadi otoritas Remi Taffin.
"Saat teknologi mesin V10 hingga kemudian V8 tidak terlalu jadi prioritas perihal perpaduan sasis dan mesin. Namun di era mesin 1.600 cc V6 Turbo dan unit KERS mengharuskan sinergi dan integritas antara mesin dan sasis," terang Bob Bell di event launching Renault F1 Team (3/2).
Dijelaskan Bob Bell, itu pula kenapa Lotus F1 musim lalu dipasok mesin Mercedes namun performanya tak secemerlang tim pabrikan ataupun klien Mercedes, Force India.
"Benar-benar kini menjadi konsentrasi dan fokus kami dan mungkin seluruh kontestan F1. Sasis dan mesin terintegrasi dan sinergi sehingga lebih kompetitif lagi performanya," imbuh Bob Bell.
Ketidaksinergian antara mesin dan sasis ini pula yang menjadikan performa kolaborasi McLaren dan Honda jeblok musim lalu. Tak pelak semua tim berlomba-lomba melakukan fine tuning, seperti halnya Renault F1 demi mewujudkan target di 2-3 tahun ke depan kembali menjadi tim papan atas. (otomotifnet.com)
SPESIFIKASI SASIS RS16
Lebar sumbu roda depan: 1.450 mm
Lebar sumbu roda belakang: 1.400 mm
Tinggi: 950 mm
Lebar: 1.800 mm
Bobot: 702 kg (termasuk pembalap, kamera dan ballast)
Sasis: Monokok bermateri serat karbon dan aluminium berkonstruksi sarang lebah
Suspensi: Double wishbon dengan sistem pushrod (depan) dan pullrod (belakang)
Transmisi: 8-percepatan material titanium sistem semi-otomatis
Tangki bahan bakar: Fuel-cell bahan Kevlar produksi ATL
Elektronik: MES-Microsoft SECU pasokan
Rem: Cakram dan kampas karbon dengan kaliper produksi AP Racing
Pelek: OZ Racing magnesium 17 inci
Ban: Pirelli P-Zero
Editor | : |
KOMENTAR