Jakarta- Penurunan pendapatan yang dirasakan oleh para pengemudi taksi konvensional belakangan ini ditengarai oleh semakin maraknya operasi angkutan umum berbasis aplikasi online, seperti Grab dan Uber.
Menurut Tahyani, perwakilan Express Taksi saat berbincang dengan otomotifnet.com, penurunan pendapatan ini sudah mereka rasakan sejak Desember tahun lalu.
"Turun drastis mas (tanpa menyebutkan berapa penurunan pendapatannya) untuk setoran saja tidak cukup, apalagi bawa pulang uang ke rumah," ujar Tahyani, Senin (14/3).
Lebih lanjut Tahyani mengatakan, sebelum adanya angkutan umum berbasis aplikasi online ini, ia mengaku setiap hari mampu membawa pulang uang Rp 200 sampai Rp 250 ribu setiap harinya setelah membayarkan setoran kepada perusahaan.
"Untuk kami di Express kan modelnya kemitraan Mas, jadi kaya kredit gitu. Jadi setiap hari harus ada sejumlah uang yang disetorkan, kalau sekarang boro-boro buat setoran, uang bensin saja tidak cukup," tambahnya.
Setali tiga dengan taksi Express, penurunan pendapatan setelah beroperasinya angkutan umum berbasis aplikasi online ini juga dirasakan.
"Turunnya jauh Mas, kami minta segera ditutup angkutan umum berbasis aplikasi ini karena keluarga besar kami sudah mengencangkan ikat pinggang terlalu lama," pungkas Andi, Perwakilan Blue Bird.
Editor | : | Arief Aszhari |
KOMENTAR