Jakarta - Oleh karena umur pakai dan kondisi jalan yang dilewati setiap hari, secara berkala bagian kaki-kaki kendaraan butuh perawatan khusus. Istilah balancing dan wheel alignment, tentu sudah enggak asing bagi ada pengguna mobil. Tapi tahukah Anda, kapan sebaiknya melakukan proses ini?.
“ Ketika ada keluhan dari konsumen pada bagian kaki-kaki”, ujar Iwan Abdurachman, General Repair Service Manager PT Toyota Astra Motor. Oh iya, selain 2 istilah itu, di bagian kaki-kaki depan juga ada rematching disk rotor (RDR). Apa dan bagaimana RDR? • (otomotifnet.com)
Wheel Alignment
Ketika pemakaian kendaraan sudah 20 ribu km, maka salah satu yang diwajibkan adalah melakukan wheel alignment. Istilah ini bisa diartikan sebagai penyetelan pada roda depan, sehingga dapat terjaga kestabilannya saat kendaraan melaju.
Penyetelannya meliputi camber, caster, toe angle dan radius putar. Menurut Wing Wiryadi Joe yang jadi Operation Director Planet Ban R4, proses ini wajib dilakukan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan saat berkendara.
Selaian jarak pemakaian, ada beberapa ciri lain yang bisa dipakai untuk memastikan saatnya melakukan wheel alignment. Seperti pinggir luar atau dalam ban terlihat aus, kemudi bergetar saat berjalan dan di jalan lurus arah kendaraan ke kiri atau ke kanan sendiri.
Teknologinya juga mengalami perkembangan, dari yang konvensional (pakai benang dan meteran) menjadi Bluetooth. Kemudian berlanjut ke teknologi 3D sampai ke robotic. “Semakin canggih teknologi yang digunakan, maka human error-nya makin dikit dan juga hasilnya makin presisi,” tutur Dolf.
Rematching Disk Rotor (RDR)
Ada 2 hal yang membuat disk rotor (cakram) enggak bisa bekerja secara maksimal saat melakukan pengereman. Rotor yang sudah oleng dan yang berikutnya adalah adanya baret pada permukaannya.
Rotor oleng akibat dari dalam kondisi panas karena pemakaian, tiba-tiba terkena air. Memang enggak secara lansung, tapi lama-kelamaan bisa bikin oleng. Juga adanya kotoran pada permukaan cakram atau kampas rem, bisa bikin baret.
Permukaan cakram yang oleng atau baret, bikin enggak aman dan nyaman saat berkendara. Itu karena permukaan kampas rem tidak menempel secara maksimal saat melakukan pengereman.
Mencegah hal tersebut Daihatsu Jakarta P. Jayakarta Branch menyediakan jasa RDR. Dengan alat yang kerjanya mirip mesin bubut, permukaan cakram dibuat rata kembali. “Maksimal oleng maupun baret yang disarankan 0,1 mm saja.
Lebih dari itu, malah jadi kurang safety,” tegas Dolf. Per rotor, waktu yang dibutuhkan 15 menit dan untuk pengerjaan kiri-kanan, biayanya Rp 250 ribu.
Balancing
Saat kendaraan sudah mencapai angka pemakaian 10 ribu km, saatnya melakukan rotasi ban. Itu juga tertulis di buku panduan servis bagi konsumen. “Tapi enggak hanya melakukan rotasi saja. Dianjurkan juga melakukan balancing minimal 2 roda yang dipindahkan ke depan,” ucap Dolf Valentino Gunawan, Workshop Head PT Astra Internastional Tbk - Daihatsu Jakarta P. Jayakarta Branch.
Kenapa minimal hanya 2 roda yang di-balancing? Pria yang berkantor di Jl. P. Jayakarta, Jakpus itu mencontohkan ketika kendaraan harus menghindari lubang. Roda depannya bisa menghindar, tapi belum tentu pada roda bagian belakang.
Oleh karena rotasi itu membuat ban yang tadinya di belakang pindah ke depan, maka itulah yang harus di-balancing. Pekerjaan itu sendiri artinya menstabilkan roda saat berputar pada kecepatan tinggi. Indikasinya ban tidak balance adalah terasa getar di kecepatan tertentu.
Proses kerjanya, setelah ban ditempatkan pada wheel balancer, kemudian akan berputar pada kecepatan tinggi (100 kpj). Setelah beberapa saat, mesin balancing akan mengeluarkan angka tertentu, misalnya 25 outer. Itu menandakan bagian luar enggak imbang dan perlu diberi pemberat berupa timah, yang beratnya sesuai dengan angka yang keluar.
“Penempatan timahnya tentu enggak sembarangan, sudah ada tandanya ketika ban berhenti berputar,” kata Dolf. Proses penyeimbangan ban enggak hanya untuk bagian luar saja, tapi juga dilakukan pada bagian dalam. Biayanya berkisar Rp 120-144 ribu/4 roda.
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR