Jakarta - Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba muncul breaking news pagi itu, Rabu (20/4) waktu setempat di Tokyo, Jepang. salah satu pabrikan mobil besar disana, yakni Mitsubishi, menggelar konferensi pers.
Sempat mengejutkan. Karena konferensi pers seperti ini baru pertama kali dilakukan di Jepang oleh sebuah perusahaan besar otomotif.
Sang Presiden Mitsubishi Motor Corp (MMC), Tetsuro Aikawa langsung yang mengambil alih konferensi pers tersebut. Begitu naik ke podium, dia langsung membungkuk beberapa saat. Suasana mendadak hening. Baru kemudian suaranya terdengar.
Raut wajah Mr. Aikawa terlihat kecewa. Terlihat merasa bersalah. "Kami mengucapkan permintaan maaf yang mendalam untuk semua pelanggan kami dan stakeholder atas masalah ini," kata Aikawa.
Konferensi pers ini dilakukan sebagai akibat dari salah satu "karyawan" Mitsubishi yang melakukan manipulasi hasil tes bahan bakar pada beberapa mobil kecilnya. Di Jepang disebut Keicar.
Dia diduga melakukan manipulasi saat melakukan pengetesan di laboratorium, dengan cara menaruh mobil pada sebuah alat semacam treadmill untuk mobil, sehingga bisa melaju ditempat. Alat tersebut memang digunakan untuk melakukan salah satunya pengujian bahan bakar berdasarkan jarak tempuh.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan semua itu. Kesalahan terjadi ketika oknum karyawan tersebut merekayasa tekanan ban agar mendapat daya gesek yang lebih rendah, sehingga bisa menempuh jarak lebih jauh.
Pada fase itulah kesalahan diduga terjadi. Apa yang dilakukan oknum karyawan tersebut memang membuat hasil tes konsumsi bahan bakar jadi lebih baik. Namun, tidak sesuai dengan aturan standar yang diterapkan pemerintah Jepang.
Tujuannya apa? Supaya mendapat keringanan pajak. Karena di Jepang, mobil kecil atau kei car mendapat insentif khusus kalau efisiensi bahan bakarnya memenuhi yang ditetapkan pemerintah.
Dan sejak tahun 2013, sudah ratusan ribu unit mobil-mobil skandal tersebut dijual di pasaran. Bahkan, dua dari empat model yang terkena dampak, sengaja dibuat Mitsubishi untuk mensuplai Nissan, yakni Nissan Dayz dan Nissan Dayz Roox.
Skandal ini terus berjalan, sementara pak bos mengaku tidak menyadari dan mengetahuinya
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR