Bogor - Dua motor berwarna hitam polos ini sudah bikin penasaran tim OTOMOTIF sejak pagi hari tadi (22/4). Tentunya kami akan langsung mencicipi di sesi latihan bebas Yamaha Sunday Race (YSR) seri kedua di sirkuit Sentul, Bogor hari ini.
Tampangnya garang pakai bodi full fiber yang lebih ringan, knalpot Sakura dan pakai ban slick IRC Fasti 1 sudah menggoda untuk ditunggangi. Meski begitu, enggak asal nyemplak!
"Seting bodi dulu, itu salah satu yang paling penting. Posisi duduk harus nyaman karena jumlah lap cukup panjang, dari latihan, kualifikasi sampai race. Posisi duduk yang enggak pas bisa menurunkan konsentrasi. Pembalap harus bisa me-manage hal tersebut," beber Supriyanto, Motorsport Manager PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Oke siap Pak! Antonius Yulianto atau yang akrab disapa Aant langsung melakukan seting ulang posisi tuas rem dan kopling yg terlalu tinggi. Sedang Sigit sibuk dengan footstep-nya terlalu tinggi. "Turunin satu step dulu," kata Sigit yang posturnya 180 cm.
Untungnya, semua full adjustable. Footstep punya sembilan pilihan posisi ketinggian dan maju-mundurnya. Sedang setang bisa diatur sudut kemiringannya.
Masuk ke lintasan untuk running pertama, kedua ride lakukan inreyen terlebih dahulu. Maklum mesinnya benar-benar baru nih. "Enggak terlalu nge-push, santai aja di bawah 8.000 rpm sambil merasakan posisi duduk dan suspensi," yakin Aant.
Masuk pit lagi, kedua rider kompak teriak sokbreker belakang KYB-nya terlalu keras, harus diseting ulang. Nekat seting sendiri, setelan preload digeser agar lebih empuk. Sedang Sigit punya masalah tambahan, susah turun gigi karena footstep masih ketinggan dan tuas presneling juga terlalu tinggi. Setelah semua beres, masuk kembali ke trek!
Cukup ngebut empat lap sudah kembali masuk ke pit, sokbreker masih keras dan rebound terlalu cepat. Untung ada Slamet, kru mekanik Yamaha yang tiba tepat pada waktunya. Lewat tangan terampilnya, preload dibuat lebih empuk sekaligus ubah setingan rebound.
"Biasanya antara 7 sampai 10 klik, tergantung pembalap," beber Slamet yang akhirnya memilihkan di klik 8 untuk Aant, maklum awalnya diseting rebound paling hard, pantes cepat banget baliknya. "Coba dulu, kalau kurang gampang seting lagi," ucap pria ramah ini.
Masuk trek lagi, hasilnya lumayan signifikan. Dari awalnya hanya 2 menit 1 detik dipertajam jadi 2 menit pas dan tembus 1 menit 59,7 detik. Sedang Sigit mentok di 2 menit 00,21 detik.
"Sudah lebih nyaman, tinggal sentuhan sedikit. Ternyata sokbreker depan terlalu keras, langsung empukin preload satu putaran dan turunkan footstep satu step lagi karena terlalu tinggi. Eh, saat mau masuk trek lagi sayangnya waktu free practice habis," celoteh Aant.
Oiya, lap timingnya memang masih sangat lambat untuk kelas community A yang bebas boleh ganti noken as, porting-polish, ECU dan knalpot. Sedang R25 yang OTOMOTIF pakai speknya masih sangat basik. "Yang penting ada progress. Catatan waktu makin bagus bertahap itu sudah bagus," terang Supriyanto.
"Iya baru porting polish dan knalpot saja, noken as dan klep semua standar," beber Suma Adnyana Putra dari Motorsport Departement PT Yamaha Indonesia Manufacturing (YIMM). "Nanti malam kita coba pasang piggyback RC Khosien Japan," sambung Richard Perdana yang juga dari Motorsport Departement PT YIMM.
Dengan spesifikasi dan catatan waktu yang diraih, sebenarnya lebih pas turun di kelas Community B. Tapi enggak masalah, yang penting gas terus! (otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR