Jakarta - Demi menghemat space, mobil-mobil kecil berukuran kompak hampir selalu jadi pilihan utama di kota-kota besar negara maju. Tokyo misalnya, bagaimana Keicar (mobil kecil di Jepang dibawah 1.000cc) begitu sangat diminati disana.
Dan kalau melihat kondisi Jakarta saat ini, meski belum dikategorikan 'kota maju' karena negaranya sendiri 'masih berkembang', rasanya tren mobil kecil bakal menjadi potensi kedepan.
Bahkan secara lebih luas, sebenarnya para produsen memang sedang berfokus untuk menawarkan mobil yang 'kecil tapi maksi' dalam segala hal. Tak hanya dimensi, sampai ke kapasitas mesin pun sudah banyak yang dikecilkan.
Banyak keuntungan dari langkah tersebut tentu saja. Kalau konsumsi BBM lebih irit, itu relatif sih. Namun selain lebih efisien, pajak yang diterapkan pun bakal lebih murah. Sementara urusan performa, sepertinya sudah tidak perlu dibicarakan.
Ragam teknologi mesin saat ini memungkinkan mobil-mobil bisa tetap bisa ngebut meski mesinnya lebih kecil. Kalau pernah mencoba daihatsu Copen, yang hanya punya kapasitas mesin 660cc, tapi tak beda dengan mobil bermesin 1.300cc sampai 1.500cc.
Atau coba nanti jajal Honda Civic 1.5 yang baru saja diluncurkan. Urusan tenaga, bahkan Honda berani mengadu dengan sedan sejenis yang bermesin sampai 2.000cc. Juga bagaimana All New Pajero Sport bisa melonjakkan tenaganya meski kapasitas mesin dipangkas 100cc.
Mobil kecil memang solusi, saat mobilitas keseharian sudah menjadi urusan individu. Space di perkotaan yang biasanya sudah sangat terbatas, membuat dimensi kompak menjadi penawaran yang tidak bisa ditolak.
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR