Mobil nasional jangan hanya akan menjadi arsip sejarah, hanya seperti selebritis musiman.
Jakarta - Bruummm, bruummm, sebuah mobil berjenis pikap, entah apa jenis dan modelnya, tiba-tiba menampang di pelataran Universitas Negeri Semarang (Unnes). Kemudian langsung pamer aksi dengan menaiki tangga. Bisa? Iya, bisa.
Mengusung sistem penggerak All Wheel Drive, dengan ban model pacul, dua tiga anak tangga memang mudah saja dinaiki. Apalagi mesinnya berkapasitas 1.000cc, rasanya cukup untuk mendorong mobil ini melaju, juga menanjak.
Namun yang belum kita tau, dari mana dan bagaimana caranya ribuan komponen bisa bersatu membentuk sebuah mobil yang sementara ini dinamakan "Mobil Desa".
Tim OTOMOTIFNET yang sedang belusukan mengkampanyekan Kontribusi Untuk Negeri (KUN) di bidang otomotif, kebetulan sedang berada di kota Semarang. Maka langsung saja menemui sang perancang Mobil Desa.
Setyo Yuwono, Staf Humas Unnes menjadi juru bicara. Beliau mengatakan kalau Mobil Desa merupakan proyek riset anak-anak mahasiswa.
"Kita sebagai instansi pendidikan mengembangkan mobil ini sebagai bahan riset, dan saat ini mobil tersebut masih terus dikembangkan," papar Setyo.
Mobil Desa dirancang oleh Dosen Jurusan Teknik Mesin Unnes, Widya Aryadi bersama timnya yang terdiri dari Mahasiswa jurusan teknik otomotif Unnes. Nama yang tidak asing bagi OTOMOTIFNET, karena pernah menggagas--juga mobil nasional--Arina.
Mobil ini menggunakan mesin Viar berkapasitas 1.000cc. Komponen yang digunakan memang diambil dari berbagai sumber, dan si kreator berperan menjadi "koki" yang meracik komponen tersebut menjadi mobil yang sesuai kebutuhan.
Pikap ini juga sudah melewati sejumlah tahap, antara lain pembuatan prototipe dan uji emisi. Bahkan telah menjalani uji coba jalan sejauh 100 ribu km.
Next: Riset dan Pengembangan yang Lambat
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR