Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Turun, Tapi Bisnis Kendaraan Komersial Tertolong Sektor Logistik

Parwata - Minggu, 3 Juli 2016 | 23:58 WIB

Jakarta - Seperti diketahui, sektor pertambangan dan perkebunan tengah tiarap saat ini sehingga berpengaruh pada penjualan pick up, light dan heavy truck.

Untung saja masih ada sektor logistik dan consumer goods yang masih bertahan walaupun tidak besar. Alhasil mampu menyerap penjualan light truck.

Bisa dibilang, pasar pick up, light truck dan medium truck menggantungkan nasib kepada Presiden Jokowi.

Mengingat di era pemerintahannya dicanangkan berbagai proyek infrastruktur yang juga merambat pada bisnis logistik.

Selain itu, bisnis e-commerce juga membuka peluang terhadap permintaan kendaraan angkutan logistik.  

Tumbuhnya bisnis online yang dikenal dengan marketplace, tentu berdampak pada bergairahnya kebutuhan akan angkutan komersial oleh perusahaan penyedia jasa layanan logistik.

Alhasil pada rentang 5 bulan tahun ini penjualan kendaraan komersial masih tertolong.

Mengutip data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan pick up pada Januari-Mei 2016 sebesar 60.045 unit, turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 87.536 unit.

Pun begitu dengan segmen light truck serta chassis, tercatat 21.835 unit, turun dibanding tahun lalu sebesar 29.587 unit.

Lalu segmen medium truck dan chassis sebesar 3.264 unit, turun tipis dibanding tahun lalu 3.937 unit. “Market memang turun, termasuk segmen light truck.Makanya kita mau konsen di segmen logistik. Strategi kita fokus termasuk soal aftersales kita galakkan,” papar Takuji Kani, Director Sales, Marketing and Aftersales Service PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI).

Terserap 40 Persen

Geliat sektor logistik masih membuat para pemain kendaraan komersial menarik bibir untuk setidaknya setengah tersenyum.

Seperti yang dirasakan oleh Mitsubishi, dengan pencapaian penjualan light truck 11.901 unit. “Segmen logistik itu luas, bisa angkut pasir, bahan bangunan, kontainer dan sebagainya.

Nah kalau semua itu digabung kontribusinya bisa sekitar 40 persen,” bilang Sudaryanto, Head Of Promotion and Public Relation Department MFTBC PT Kramayudha Tiga Berlian Motors (KTB).

Masih menurutnya, selain logistik yang segmennya besar adalah distribusi consumer goods bisa 30 persen.

“Segmen yang kontribusinya lumayan besar untuk meng-cover penurunan dari tambang adalah consumer goods,” lanjut pria yang akrab disapa Toto. Cemerlangnya sektor logistik yang diharapkan terus langgeng maka dapat meningkatkan penjualan unit. 

Tak heran selama 45 tahun MFTBC menjadi market leader, telah berhasil menjual hampir tembus 1 juta unit untuk Mitsubishi Colt Dieasel, tepatnya 981.983 unit.

Jeli menangkap peluang, PT KTB pun menambah varian Colt Diesel guna mengakomodasi kebutuhan sektor logistik.

Sekaligus meringankan putaran lingkar kemudinya yang selama ini belum berpower steering agar mampu fight di pasaran. “Populasi Colt Diesel hampir menyentuh satu juta unit.

Untuk mempercepat pencapaian tersebut, kami meluncurkan produk baru Colt Diesel FE 71PS yang kami yakini memiliki potensi pasar yang sangat besar,” kata Duljatmono, Marketing Director of MFTBC Marketing Division KTB.

Kontribusi sektor logistik juga dirasakan oleh Hino, bahkan mampu menjadi tulang punggung bisnis.

“Sektor logistik saat ini menjadi pangsa pasar Hino, yakni sebesar 65- 70 persen dari total jualan kami. Bisa dikatakan sebagai tulang punggung saat ini,” ungkap Santiko Wardoyo, Sales & Promotion Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI). Untuk itu, HMSI juga pasang target optimis hingga akhir tahun ini.

“Kita gaspol terus pokoknya. Harapannya semester kedua bisa lebih baik lagi seiring membaiknya ekonomi Tanah Air,” imbuh Santiko.

Begitu pula dengan PT IAMI, yang mengakui tahun ini segmen light commercial vehicle menjadi primadona, khususnya di sektor logistik. “Termasuk segmen fleet yang masuk ke private sector.

Bukan hanya pemerintahan, perusahaan swasta juga butuh banyak. Termasuk juga rental company,” sebut Takuji Kani. • (otomotifnet.com) / Harryt

Impor Truk Bekas Merugikan

Pemerintah merilis aturan yang memperbolehkan impor truk-truk bekas, yakni melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 127 tahun 2015 tentang Ketentuan Impor Barang Modal dalam Keadaan Tidak Baru.

Tentu aturan ini dinilai merugikan produsen truk yang memiliki fasilitas pabrik di dalam negeri.

Pasalnya mereka telah investasi besar untuk pabrik, lantas justru pasar dibanjiri truk bekas impor.

“Pabrik-pabrik kita juga masih tinggi produksinya untuk pasar domestik. Kalau pasar dibanjiri truk bekas, maka menjadi tidak sehat. Secara investasi kita juga merugi,” bilang Santiko.

Selain itu, konsumen juga dinilai dirugikan. “Iya, khususnya soal safety dan aftersales. Siapa yang menjamin safety truk-truk bekas, kemudian komponennya juga tidak sustainable,” sambungnya lagi.

a, ini sisi kelam segmen niaga yang dalam fase bertahan. •

Editor : Parwata

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa