Jakarta - Korban tewas pertama akhirnya terjadi akibat sistem Autopilot mobil listrik Tesla. Kejadian ini pun mendorong US National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) untuk melakukan investigasi.
kejadian tersebut melibatkan Tesla Model S, investigasi tersebut akan menyelidiki apakah sistem Autopilot tersebut bekerja dengan sempurna atau tidak.
"Kendaraan dalam mode Autopilot sedang berada di jalan raya saat sebuah truk trailer melintas di depan. Baik pengemudi maupun sistem Autopilot melihat truk tersebut, namun rem tidak diaktifkan," ujar keterangan Tesla.
Akibatnya, tesla Model S tersebut terus meluncur dan karena lebih rendah, maka masuk ke kolong truk, dengan bagian bawah trailer bertabrakan dengan kaca depan kendaraan listrik (EV), yang mengakibatkan kematian pengemudi Tesla.
Sebuah laporan polisi di Levy County Journal mengatakan bagian atas kendaraan "robek oleh kekuatan tabrakan."
Tesla menjelaskan bahwa fitur Autopilot di kendaraan dinonaktifkan secara default, sehingga membutuhkan sopir, karena pengembangannya masih dalam tahap beta sebelum dapat diaktifkan untuk publik.
Sehingga, Autopilot hanya sebagai pembantu dan masih membutuhkan kedua tangan sopir di setir sepanjang waktu, agar dalam situasi darurat bisa diantisipasi.
Laporan juga mengungkapkan bahwa driver Tesla yang tewas dalam insiden itu adalah seorang pria berusia 40 tahun dari Ohio dengan nama Joshua Brown.
Brown baru-baru ini telah mengupload rekaman dashcam yang menunjukkan bagaimana sistem Autopilot pada Tesla Model S miliknya berhasil menghindari tabrakan samping secara Autopilot, sementara ia membaca buku dan mendengar musik.
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR