Jakarta - Pulang turing mengisi liburan Lebaran? Pastikan kondisi tunggangan tetap baik sesampainya di rumah, apalagi yang pergi jauh naik skutik. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti mogok setelahnya.
Paling fatal adalah jika v-belt sampai putus di jalan! Bongkar-bongkarnya ribet banget. Komponen di dalam CVT kerap tak terdeteksi karena posisinya ada di balik cover. Padahal untuk mendeteksinya mudah kok. Yuk simak nih caranya deteksi kondisi v-belt!
“Biasanya akan timbul getaran dan noise yang tidak biasa,” buka A Chandra Sakti, Customer Representative PT Bando Indonesia. Selain itu, akselerasi jadi lebih lambat dan bensin dirasa lebih boros karena terjadi selip.
Memang hal tersebut bukan sepenuhnya kesalahan v-belt, ada komponen lain yang juga bisa menyebabkan hal tersebut. Tapi enggak ada salahnya untuk melakukan pengecekan lebih lanjut.
Bongkar cover CVT dan perhatikan setiap komponennya. “Jika v-belt sudah terlihat ada retak sebaiknya langsung ganti,” anjur pria ramah ini.
Secara dimensi juga umumnya sudah menyusut ketimbang standarnya. Tentunya karena gesekan dengan pully. Ciri lain juga bisa dilihat dari sisi samping kiri-kanan v-belt. Karena bagian ini selalu bergesekan, kemungkinan aus bisa langsung dipantau. Terutama munculnya serat seperti benang.
Kalau memang sudah ada yang putus, dipastikan v-belt nggak layak pakai. Jika merujuk pada umur pakai yang direkomendasikan pabrikan, umumnya bisa lebih dari 20 ribu km. Misalnya pada Honda BeAT mencapai 24 ribu.
“Namun umurnya bisa lebih pendek jika kerap over load, atau dipakai berjalan non stop dalam waktu lama sehingga timbul panas berlebih di ruang CVT,” terang Chandra. “Aplikasi ban terlalu besar juga bisa membebani kerja v-belt dan menyebabkan kondisinya cepat putus,” tutupnya.
Jadi, pastikan kondisinya tetap baik ya!• (otomotifnet.com / Popo)
Editor | : |
KOMENTAR