Chiang Mai - BMW Motorrad memang menyiapkan varian adventure-nya macam R1200GS atau F800GS, untuk tangguh di jalan aspal tapi juga mampu melibas trek off road. Meski begitu, belum tentu semua rider mampu menjinakan tubuh gambotnya di atas tanah.
Terlebih bila sang pengendara lebih sering turing antar kota, saat ketemu lintasan off road rasa percaya dirinya langsung ciut. Biar 'pede' di dua alam, Enduro Park khusus BMW Motorrad patut disambangi. Paling dekat dari Indonesia ada di Thailand, bahkan ada dua, di Bangkok dan Chiang Mai.
Akhir pekan ini (27-29/8) lima orang dari Indonesia termasuk OTOMOTIF bertandang ke BMW Motorrad Enduro Park Thailand di Chiang Mai. Joe Frans, CEO BMW Motorrad Indonesia (BMI) – Maxindo Moto, Karim Rachman, Marketing & PR Manager BMI, serta dua bikers pengguna moge adventure BMW, Heriawan Tani dan Andrianus Harlijanto, bertekat meningkatkan riding skill.
"Kalau bisa off road, pasti jadi lebih percaya diri di jalan raya," buka Chatchai Sriwat, trainer di BMW Motorrad Enduro Park Thailand. Menurutnya, setidaknya bisa mempelajari kemampuan kontrol dan balance yang sangat dibutuhkan saat berkendara benar-benar dari dasar.
"Jika dibandingkan dengan Jerman, kondisi di BMW Enduro Park di Thailand lebih mirip dengan Indonesia, secara iklim juga treknya," jelas Bet, panggilan akrabnya. Jadi pengetahuan yang didapat bisa langsung diterapkan di jalanan Tanah Air dengan sedikit adaptasi.
Lalu apa saja yang dipelajari di level satu ini? "Pertama adalah set up motor dan riding position," terangnya. Untuk motor misalnya, khusus di trek off road, ban dual purpose yang terpasang pada BMW F800GS yang kami gunakan tekanan anginnya diset 29 psi saja. Engine protector dan hand guard juga wajib ada
Sedang riding position butuh banyak berdiri, konsentrasi pada posisi kaki sebagai tumpuan. "Sedang badan rileks dan pergelangan tangan membuka membentuk sudut, jangan lurus. Agar tidak mudah lelah, saat berdiri setang tak perlu terus-terusan digenggam dengan keras cukup disentuh saja," tuturnya seraya menjelaskan cara belok dengan menggunakan badan. Dan ternyata jika diterapkan, belok dengan radius putar sempit dengan motor berbobot 214 kg ini jadi mudah hehe..
Di level satu juga dijelaskan juga trik melibas tanjakan dan turunan curam. "Kuncinya badan condong ke depan saat tanjakan dan badan dipindah ke belakang ketika turun. Tidak usah buru-buru, pelan saja.. Tarik kopling penuh lalu rem dengan rem depan secara perlahan," yakinnya. Karena sudah pakai ABS (antilock brake system), enggak ada masalah tuh direm pakai rem depan saja, mantap!
Masih soal rem, dicontohkan pula hard braking di atas tanah. Bahkan demo menggunakan R1200GS oleh instruktur membuat kita semua makin percaya pada kemampuan rem ABS yang ada di motor-motor BMW. Bukan cuma jarak pengereman bisa dipangkas tapi gejala slip karena roda terkunci jauh berkurang.
Melewati trek pasir atau kerikil? Jangan khawatir, yang penting konstan membuka gas secara halus dan pastikan bobot badan ada di belakang agar roda depan tidak terperosok dalam. "Gerakan juga setang zig-zag seperti ular," papar lulusan King Mongkut's Institute of Technology ini.
"Feeling saja, buka gasnya halus. Jangan digas mendadak," bisik Heriawan Tani yang setelah sukses melewati rintangan pasir langsung berniat turing ke gunung Bromo.
Yang paling asyik adalah menutup level pertama dengan menerobos kubangan air. Yang pasti tentukan dulu kedalaman, arus air dan kepadatan tanahnya. Jika sudah yakin, pastikan tidak terlalu kencang karena justru akan membuat laju motor tidak terkendali.
Hasilnya, lima sertifikat level satu BMW Motorrad Enduro Park Thailand berhasil dikantongi. Masih ada dua level lagi. Semangat! (Otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR