Jakarta - Kehadiran LCGC (Low Cost Green Car) tahun 2013 nyata telah memecahkan ‘kebuntuan’ serapan pasara atas mobil baru. Apalagi kalau bukan semakin terkereknya harga-harga model yang tadinya diposisikan sebagai mobil entry level. Sebut saja generasi LMPV, seperti Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza, yang saat muncul perdana tahun 2004 berada di kisaran Rp 100-115 jutaan. Kini harga rata-ratanya sudah di atas Rp 150 juta.
Kehadiran mobil di segen harga yang sudah ditinggalkan oleh LMPV itulah yang dimasuki oleh rombongan LCGC seperti Honda Brioa Satya, Datsun Go, Toyota Agya, Suzuki Karimun Wagon R, dan Daihatsu Ayla. Masuk di rentang harga Rp 100-120 jutaan. Perkembangan pemakai mobil di segmen itu kemudian berkembangan lagi dengan munculnya kebutuhan mobil murah dengan akomodasi yang lebih lapang. Dipelopori oleh Datsun Go+ Panca, dihargai mulai Rp 94-an.
Penjualan Datsun Go+ Panca yang mendominasi, 70 persen, dari pemasaran model Datsun Go nyata sukses membuat merek-merek lain ikut masuk ke segmen LCGC 7 seater. Terbukti dengan baru saja dirilisnya Toyota Kayla dan Daihatsu Sigra. Dan Suzuki yang juga dikenal piawai bikin mobil kompak juga terlihat serius mempersiapkan Karimun WagonR ‘versi panjang’.
Nah, berdasarkan data Gaikindo, tahun lalu semua model dalam segmen LCGC terjual sebanyak 166.517 unit. Naik dari tahun sebelumnya yang ada di angka 164.123 unit. Hal itulah yang mendorong kami membuat survey di sela gelaran GIIAS 2016 yang lalu. Ditujukan untuk mendapatkan informasi akan persepsi konsumen akan mobil-mobil yang ada di segmen ini. Termasuk pendapat mereka bagaimana jika harganya tidak lagi murah. Berikut hasilnya. * eRIE
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR