JAKARTA - Jika berbicara 5 tahun lalu, motor yang dianggap custom adalah motor yang memiliki cc besar, sedangkan motor ber-cc kecil dianggap motor modifikasi, bukan aliran motor custom. Hadeuh, emang repot ya.
Tetapi sekarang, keadaan tersebut sudah berbeda. Perbedaan cc bukan sebuah hambatan lagi untuk orang yang ingin membuat motor custom. Hal ini disampaikan oleh Lulut, pendiri Custom Fest Yogyakarta.
“Kalau berbicara motor custom harus melihat dari 5 tahun lalu. Dulu orang berbicara custom selalu motor besar. Kalau berbicara cc kecil jadinya modifikasi. Karena ada gap itu, jadi membuat terminologi yang berbeda. Oleh karena itu saya ngelahirin Custom Fest dengan tujuan orang tidak berfikir lagi motor dengan perbedaan cc, tapi bagaimana caranya membuat karya yang diapresiasi,” ujarnya.
Karena menurut Lulut, arti dari kata custom adalah perubahan dari bentuk awal ke bentuk yang di dalamnya sangat mencerminkan pemiliknya. Jadi, motor ataupun mobil custom juga sekaligus menjadi identitas pemiliknya. Bukan hanya mengikuti bentuk yang dikeluarkan oleh pabrik, tapi lebih menjadi sesuatu yang belum ada.
“Esensi dari custom itu adalah kalau masih sama dengan yang lain, itu tidak custom. Jadi identitas juga nantinya. Contohnya, seperti motor yang sudah saya jual ke teman saya, tapi motor itu masih menjadi identitas saya. Jadi kalau belum di custom ulang orang akan benar-benar masih melihat itu motor saya, padahal sudah menjadi milik teman saya karena sudah dijual,” jelas dedengkot custom Indonesia ini.
Bahkan sekarang, custom juga sudah menjadi bagian dari strategi baru di dunia marketing dengan menjadikan custom sebagai nama brand. Ini menandakan bahwa custom di Indonesia sudah berkembang pesat sehingga custom menjadi bahasa baru di dunia pop culture.
Lulut melanjutkan, perkembangan dunia custom Indonesia juga bukan hanya di kota-kota besar saja, melainkan sudah menyerbu sampai daerah pelosok nusantara.
“Mungkin kalau dulu saya cuma ngeliat custom di kota-kota besar, tapi sekarang pelosok pun sudah banyak orang yang meng-custom. Sudah sedemikian gila dan bagus, itu di luar ekspektasi,” kata Lulut.
Sesuai Kemauan Pemiliknya
Sementara itu, Danang dari Flying Hammer Garage juga memiliki pendapat yang sama, bahwa custom bukan merupakan jenis kendaraan, tapi lebih kepada motor yang sudah diubah dan dibangun sesuai dengan kemauan pemiliknya.
“Pokoknya ada perubahan di motor itu baru bisa dinamakan custom. Menurut orang versinya beda-beda, tapi menurut saya 50% udah berubah,” ucap builder dari Jakarta Utara yang memiliki spesialisasi membangun chopper ini.
Untuk spare parts-nya pun sekarang juga sudah lumayan banyak yang jual, mulai sokbreaker, pelek, ban, karburator, knalpot, dan lain-lain.
Seperti Win Motorcycle yang berada di Bambu Apus, Jakarta, yang menjual spare parts sekaligus menjadi builder untuk motor custom dan servis Harley- Davidson.
“Dapet barang biasanya sama teman-teman yang sudah tidak terpakai tapi masih bagus, kadang tuker-tukeran, gitu aja. Ini asli semua sparepartnya dan minimal 90 persen barangnya layak pakai,” ungkap Boy, Pemilik Win Motorcycle.
Nah, habis membahas apa itu custom langsung dari para pelakunya, di bawah ini ada beberapa bentuk motor custom modern dan old school dari liputan OTOMOTIF di Jakarta Custom Culture, Senayan, Jakarta (27/8).• (Ferdi / otomotifnet.com)
Cafe Racer
Motor custom milik Dito dari Sportster Indonesia ini adalah Harley-Davidson XR1200X Sportster yang konsepnya cafe racer. Dari bagian atas, Dito mengcustom tangki bensin yang terlihat menjadi sedikit lebih ramping, lalu handle rem dan kopling diganti pakai merek RSD.
Sepatbor depan juga diubah menjadi lebih agak kecil dan knalpot dibuat menggunakan bahan stainless. Sedangkan sokbreker belakang diganti dengan Ohlins yang ukurannya agak diturunin supaya enggak ketinggian.
“Saya lagi pengin bentuk cafe racer aja. Kalau untuk Harley ini motor pertama saya yang dicustom, tapi ada project lagi yaitu mau konsepnya chopper dan bobber. Cuma ada request dari istri nanti di bikin double seat,” ungkap Dito.
Modern Cafe Racer
Motor ini juga menggunakan beberapa produk RSD, mulai dari hand grip, tutup tangki, knalpot, dan ada beberapa bagian bodi yang dilapisi karbon keplar, seperti windshield, sisi kiri dan kanan tangki, cover oli serta bodi bagian belakang yang berbentuk buntut tawon.
Spionnya juga bukan ada di atas hand grip, tapi di bawahnya. Untuk sokbrekernya menggunakan produk dari Ohlins, sedangkan mesin dan rangka tidak ada perubahan dari Harley-Davidson Forty Eight berkapasitas mesin 1.200 cc milik Reva ini.
Classic Retro
Ide menyatukan konsep motor dari timur dan barat ini membuat motor milik Andy Jikov dari Motor Antik Club Jakarta menjadi unik. Motornya dibekali mesin berkapasitas 750 cc bekas motor IMZ M72 tahun 1942, yaitu motor yang dipakai perang oleh tentara Rusia.
Mesin jadul itu disatukan dengan rangka beraliran campuran dari Zundapp K800/KS750, BMW R12 dan Gnome&Rhone AX2. Lalu, berbeda dengan motor zaman sekarang, motor ini ada gigi mundurnya.
Kata Andy ini karena motor IMZ M72 dulunya juga dipakai untuk mengangkut perbekalanperbekalan perang yang berat.
“Kalau diliat dari bodinya itu campuran Jerman Barat dan Perancis, jadinya seperti itu. Mesinnya pake mesin angkatan bersenjata Rusia, yaitu motor tempurnya Rusia zaman dulu,” ujar Andy.
Chopper Scandinavian
Motor milik Jul dari Bikers Brotherhood Motorcycle Club (BBMC) Jakarta Chapter ini konsepnya chopper Scandinavian, yang bentuk depannya cingkrang khas chopper.
“Ini klasik urdu banget, jadi old school,” kata Jul.
Beda dengan yang lain, motor bermesin Honda Maguro 500 cc tahun 1966 ini tidak memiliki sokbreker belakang, sedangkan sok depan sangat klasik dan palangnya lumayan panjang. Lalu tutup tangkinya unik, berbentuk mahkota raja.
“Jadi harus digunakan secara hati-hati dan dengan penjiwaan,” jelas Jul.
Bobber
Konsep motor ini diklaim pemiliknya, Danang, yang juga sekaligus builder-nya sebagai konsep motor custom paling tua. Karakter bobber adalah motor yang ukurannya lebih kecil dari sebelumnya dan ada bagian yang dicopot atau dikurangi.
“Ukurannya dikecilin, jadi ramping. Itu model custom paling tua dan enggak diperhatiin (diganti) apa-apanya, cuma ada yang dikurangin aja,” ungkap pemilik Flying Hammer Garage ini.
Aslinya motor ini adalah Harley-Davidson Forty Five tahun 1942 yang memang banyak dibuat menjadi bobber. Karakteristik dari konsep motor tahun ‘50an ini adalah kaki-kakinya besar, bodi agak ramping dan ada bagian-bagian yang dilepas, seperti sepatbor dan boncengan belakang.
Motor ini juga unik, yaitu gearnya ada di sebelah kanan ban, bukan di sebelah kiri seperti motor-motor pada umumnya.
Editor | : |
KOMENTAR