SILVERSTONE - Pencapaian Maverick Viñales menjadi juara di MotoGP Seri 12 Inggris benar-benar sebuah prestasi. Tak hanya bagi MV25, melainkan juga bagi tim pabrikan Suzuki.
Skuad pabrikan berlogo S ini bukanlah kontestan kemarin sore di ingar-bingar kejuaraan MotoGP. Mereka adalah tim pabrikan yang patut disegani terlebih di era 2-Tak yang sempat mencuat lewat Barry Sheene, Kevin Schwantz dan Kenny Roberts, Jr.
Nama terakhir adalah pembalap juara dunia dengan motor Suzuki terakhir di musi 2000 silam. Terhitung diperkenalkannya era MotoGP 4-Tak, pabrikan Suzuki seolah selalu berada di balik bayang-bayang tim Honda, Yamaha dan Ducati.
Yup sejak era MotoGP 4-Tak diperkenalkan pada 2002 silam, skuat Suzuki seolah tak kuasa meladeni sepak terjang kuda besi rival senegaranya, seperti Honda dan Yamaha. Bahkan saat kemudian sejak 2007 diperkenalkan regulasi perubahan kapasitas mesin dari 1.000 cc menjadi 800 cc tetap tak bisa berbuat banyak.
Catatan tersendiri di MotoGP 2007 tepatnya di seri Le Mans, Prancis. Chris Vermeulen (Rizla Suzuki MotoGP) berhasil menggondol kemenangan di kondisi trek yang basah.
Kesuksesan Chris Vermeulen seolah menjadi prestasi terakhir bagi pabrikan yang bermarkas di Hamamatsu (Jepang) itu hingga terhitung akhir musim 2011, Suzuki secara bulat memutuskan mundur dari ingar-bingar MotoGP.
Praktis dua musim lamanya MotoGP kehilangan pabrikan Suzuki. Diam-diam keputusan mundur Suzuki dari MotoGP itu bukan perkaran tidak ada anggaran. Akan tetapi, pabrikan berlogo S itu melakukan riset untuk kuda besi terbaru.
Awal 2014, Suzuki memutuskan akan kembali ke MotoGP musim 2015. Suzuki mengintroduksi prototipe kuda besi MotoGP-nya dengan kode GSX-RR dan bukan lagi GSV-R.
Perubahan paling mencolok perihak kuda besi Suzuki itu adalah dapur pacunya tidak seperti musim 2002-2011 yang mengadopsi mesin konfigurasi V4 dengan derajatnya rentang 60-65 derajat.
Musim ini, Suzuki mengadopsi mesin konfigurasi segaris (in-line) 4-katup 1.000 cc. Ya Suzuki mengikuti jejak rivalnya Yamaha yang sejak 2002 hingga sekarang tetap mengadopsi mesin itu.
Efeknya cukup terasa, di mana performa GSX-RR benar lincah dan stabil melibas tikungan. Bahkan dengan adanya regulasi ECU seragam membuat benefit bagi Suzuki di mana tak lagi ada gap terlalu jauh antara Suzuki dengan tim pabrikan lainnya.
Terbukti kerja keras, determinasi tinggi dan semangat pantang menyerah membuat Suzuki kembali lagi mencicipi kemenangan di MotoGP di atas motor barunya GSX-RR.
Patut dicatat Suzuki di era 4-Tak saat mengandalkan kuda besi GSV-R butuh 6 musim lamanya untuk bisa mencicipi kemenangan yang dibukukan Chris Vermeulen (MotoGP Le Mans 2007).
Nah saat menggunakan GSX-RR, Suzuki hanya butuh dua musim saja sejak Suzuki memutuskan kembali tampil reguler di MotoGP 2015.
Dengan kata lain, pembenahan dan arah pengembangan Suzuki di MotoGP ini berada di jalur yang tepat. Bukan tidak menutup kemungkinan di musim depan Suzuki bisa kembali jadi rival yang diperhitungkan seperti saat era 2-Tak di era 70-an, '90-an dan 2000-an. (otomotifnet.com)
2002 Suzuki GSV-R 150 Peringkat 4
2003 Suzuki GSV-R 61 Peringkat 10
2004 Suzuki GSV-R 89 Peringkat 9
2005 Suzuki GSV-R 126 Peringkat 8
2006 Suzuki GSV-R 214 Peringkat 5
2007 Suzuki GSV-R 368 Peringkat 3
2008 Suzuki GSV-R 248 Peringkat 5
2009 Suzuki GSV-R 216 Peringkat 6
2010 Suzuki GSV-R 129 Peringkat 6
2011 Suzuki GSV-R 73 Peringkat 8
2012** - - -
2013** - - -
2014 Suzuki GSX-RR 0 Non-reguler (Wild Card)
2015 Suzuki GSX-RR 202 Peringkat 5
2016* Suzuki GSX-RR 144 Peringkat 4
**) Tidak ikut MotoGP
* ) Musim masih berlangsung
Editor | : |
KOMENTAR