Semakin populer di banyak belahan dunia lain, teknologi canggih penyayang lingkungan ini terhambat pajak untuk berkembang di Indonesia
Jakarta - Kemajuan pesat dunia otomotif, memberi efek samping semakin memburuknya kualitas udara bumi karena tingkat pencemaran. Tak lain, penyebab utamanya adalah mesin pembakaran internal yang terus-terusan melepaskan CO2 dan NOX dalam tingkat tinggi ke udara bebas.
Tentunya membuat beberapa perusahaan pembuat kendaraan mulai mencari solusi, salah satunya dengan membuat kendaraan yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Lamanya waktu untuk mengisi ulang baterai pada mobil elektrik dan belum siapnya infrastruktur untuk mobil hidrogen, membuat mobil hybrid jadi satu-satunya opsi kendaraan lingkungan paling masuk akal untuk saat ini.
Contoh di Jepang saja, Toyota memiliki lebih dari 30 armada kendaraan dengan mesin hybrid dengan total penjualan lebih dari 4,38 juta unit sejak tahun 1997. Bagaimana dengan Indonesia? Masih terhambat regulasi soal dua mesin, tanpa subsidi maupun pengurangan pajak hingga unit masih diimpor, harga mobil hybrid terhitung masih kelewat mahal.
Meski begitu, tentunya penggunaan motor listrik yang mengasistensi mesin pembakaran internal memberikan berbagai kelebihan seperti naiknya performa, konsumsi, emisi hingga sensasi berkendara yang berbeda. Mengapa begitu dan seberapa jauh perbedaannya? Sano, TK/otomotifnet.com
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR