Jakarta – Pembatasan terhadap tenaga mobil-mobil yang berlaga di kelas bebas kejuaraan speed off-road mungkin sudah seharusnya dipikirkan
Jika menilik pada kejuaraan speed off-road saat ini memang sedang ramai-ramainya. Baik itu keikutsertaan peserta, maupun mobil-mobil yang berlaga. Mobil-mobil dengan tenaga superior mulai merangsek di kejuaraan tersebut.
Ini menjadi pisau bermata dua. Satu sisi membuat tontonan semakin menarik, karena mobil dapat melaju kencang dan terbang dengan indahnya. Sisi berikutnya, bukan tidak mungkin justru bisa menyurutkan peserta.
Tak bisa dipungkiri, saat ini mobil-mobil dari tim JRT masih mendominasi lomba. Meski belum dapat dipastikan, tapi disinyalir tenaga yang dihasilkan mesin yang dipakai (V8) mencapai lebih dari 1.000 dk. Bahkan beredar kabar juga kalau mesin yang terpasang merupakan special engine yang harganya selangit.
Selain tim JRT, tim yang juga memiliki mobil-mobil spektakuler yakni 7Saudara, serta BJM. Tak bisa dipungkiri, aksi mobil-mobil dari tim tersebut selalu menjadi tontonan yang sangat menarik.
Namun, jika dibiarkan bisa membuat peserta surut. Salah satu peserta yang ikut di kelas FFA 8 silinder sudah menyatakan ‘menyerah’ untuk ikut turun. “Sudah enggak masuk akal lagi. Kita lomba jadi tidak ada yang dituju. Benar-benar hanya having fun. Karena untuk ngejar peserta atas tidak mungkin,” ungkapnya.
Supaya tidak terlalu keblablasan, mungkin sudah saatnya untuk memikirkan pembatasan. Bisa dari besaran tenaga mesin, turbo atau lainnya. Julian Johan yang juga ikut di kelas FFA 8 silinder menyatakan setuju dengan adanya pembatasan tersebut. “Gue pribadi sih belum tahu yang pas pembatasannya dimana. Tapi kayaknya memang perlu,” ucap Jeje, panggilannya.
Pria yang menggunakan Jeep Grand Cherokee untuk speed off-road ini mencontohkan reli internasional (world rally championship, WRC). Meski berlaga di kelas prototype, tapi tetap ada pembatasan. Seperti ukuran restrictor turbo atau pembatasan tenaga mesin. Dengan kekuatan mesin yang relatif sama, pertarungan semakin seru.
Hal sama juga diakui oleh Andi Baihaky dari tim BJM. Dirinya terserah pada aturan yang ada dan akan tetap mengikuti.
Nah, untuk speed off-road sendiri, sebenarnya bisa mengadopsi aturan dunia tersebut. Mengunci ukuran turbo, besaran tenaga atau lainnya.
Saat ini di speed off-road, kelas ‘bawah’ atau lainnya sudah ada batasan teknis. Seperti penggunaan mesin, sistem suspensi dan lainnya. Hanya kelas FFA yang terlalu terbuka. (otomotifnet.com)
Editor | : | toncil |
KOMENTAR